Banjir Memutus Jalan Trans-Sulawesi

Sumber:Koran Tempo - 12 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

MAKASSAR -- Banjir yang terjadi sejak Sabtu malam lalu memutus Jalan Trans-Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Jembatan Deking dan Tinambung, yang menghubungkan jalan di Desa Lombong, Malunda, ambruk terbawa arus. Akibatnya, jalur ke arah Pinrang menuju Kabupaten Mamuju dan sebaliknya lumpuh.

Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh mengatakan rusaknya dua jembatan itu menjadi kendala dalam pengiriman bantuan bagi korban bencana alam. "Kami mengutamakan agar jembatan ini bisa segera diperbaiki," katanya.

Akibatnya, dia khawatir makanan, bahan bakar, obat-obatan, serta barang kebutuhan lainnya di wilayah itu menjadi langka. Beberapa kendaraan yang mengangkut bahan kebutuhan pokok, termasuk mobil tangki pengangkut bahan bakar minyak, tak bisa melintasi jalan tersebut.

Sejak Sabtu lalu, banjir menerjang dua kabupaten di Sulawesi Barat, yaitu di Majene dan Polewali Mandar. Sepuluh orang sempat hilang terbawa banjir. Delapan di antaranya sudah ditemukan dalam kondisi tewas, sementara dua lainnya masih dicari.

Beberapa wilayah yang cukup parah diterjang banjir di Kabupaten Polewali antara lain di Kecamatan Wonomulyo. Adapun di Kabupaten Majene, banjir merendam sepuluh kecamatan, antara lain Banggae, Banggae Timur, Pamboang, Sendana, dan Malunda.

Menurut Anwar, banjir sudah menjadi langganan setiap tahun di wilayah ini. Namun, saat ini adalah bencana terbesar sepanjang tiga tahun terakhir. Air menerjang setelah hujan mengguyur wilayah itu selama tiga hari berturut-turut.

Saat ini ketinggian air mulai surut. Namun, pemerintah Sulawesi Barat tak mau mengambil risiko. Ratusan warga yang tinggal di lokasi rawan banjir diungsikan. Apalagi potensi banjir masih mengintai mengingat curah hujan yang cukup tinggi. "Air sudah mulai surut, tapi kami khawatir banjir kembali terjadi," kata Adnan.

Dia menyebutkan sekitar 200-300 keluarga yang bermukim di lokasi rawan di dua kabupaten diungsikan ke tempat yang lebih aman. Ada yang mengungsi ke rumah sanak saudara, ada juga yang ditempatkan di sekolah-sekolah.

Pemerintah sudah menyiapkan dapur umum bagi korban banjir. Selain itu, tenaga medis dan obat-obatan disediakan.

Wakil Bupati Majene Andi Syaiful Tonrak sebelumnya mengatakan banjir setinggi 20-30 sentimeter sempat merendam jalan di pusat kota. Kondisi paling parah justru terjadi di kota karena air tidak bisa mengalir lancar.

Sebuah rumah di Desa Kalamah sempat hanyut terbawa arus. Beberapa jembatan di kelurahan Tarakmanik, Majene, terputus. IRMAWATI



Post Date : 12 Januari 2009