|
MEULABOH - Hujan lebat yang mengguyur sejak Rabu (23/4) pagi hingga Kamis dini hari, menyebabkan wilayah cakupan banjir di Aceh meluas, meliputi Kabupaten Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Selatan, hingga Kota Subulussalam. Bukan saja ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau ke desa yang aman, dua rumah di Aceh Barat juga terjungkal diterjang banjir. Namun, tak ada korban jiwa. Di Aceh Jaya, Aceh Barat, hingga Nagan Raya tinggi air di perkampungan penduduk 0,5 hingga 2 meter. Akibatnya, belasan ribu warga terkurung. Kendaraan darat dipastikan tak bisa melintas, kecuali speedboat. Pemkab Aceh Barat dan Nagan Raya sedang mendatangkan speedboat ke lokasi bencana. Banjir ini juga mengakibatkan hubungan darat Banda AcehBMeulaboh via Geumpang maupun Calang terputus total sejak kemarin pagi. Di Calang, tinggi air mencapai meter di badan jalan, bahkan ada ruas jalan yang terputus akibat longsor sepanjang 10 meter di dua titik pada lintasan Geumpang Tutut. Lintas Banda Aceh Meulaboh via Geumpang terputus Kamis (24/4) sejak pukul 02.00 WIB akibat amblasnya badan jalan sepanjang 10 meter. Longsor itu terjadi di kawasan Cot Den den atau sekitar 2,5 jam perjalanan dari Meulaboh arah Banda Aceh, akibat kikisan air hujan. Dampak dari musibah itu puluhan angkutan umum jenis L 300 dan angkutan pribadi yang hendak ke Meulaboh atau sebaliknya hingga tadi malam belum bisa lewat. Sejumlah penumpang terpaksa menginap di kawasan hutan. Anggota Komisi D DPRA, Almanar meminta Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Aceh segera menanggulangi longsoran badan jalan itu. Di lintas Calang Meulaboh di kawasan Kaye Lon, mobil jenis pikap harus ditarik sejauh 4 kilometer, karena air yang merendam badan jalan setinggi 70 cm belum juga surut. Untuk menarik mobil pakai truk, dikenakan ongkos Rp 50.000/unit. Sedangkan kendaraan roda dua diangkut menggunakan truk dengan ongkos Rp 10.000/unit. Akibat banjir, puluhan sekolah dan sejumlah perkantoran lumpuh. Bahkan dua rumah penduduk Aceh Barat dilaporkan hanyut diterjang banjir. Tapi sejauh ini belum ada laporan tentang korban jiwa dalam banjir yang tergolong besar dalam tiga tahun terakhir ini. Wakil Bupati Aceh Barat, Fuadri, Wakil Bupati Nagan Raya, M Kasem Ibrahim, dan Wakil Bupati Aceh Jaya, Zamzami A Rani, yang dihubungi Serambi terpisah kemarin mengatakan terus memantau perkembangan banjir yang melanda wilayah mereka masing masing. Guna memberikan pertolongan kepada warga yang menimpa banjir tim kita sudah ke lokasi, kata Wabup Fuadri di Kecamatan Kaway XVI. Wartawan Serambi yang turun ke lokasi melaporkan, di Aceh Barat seluruh kecamatan digenangi banjir. Tiga kecamatan yang tergolong parah, tinggi airnya mencapai 2 meter, meliputi Panton Reu, Kaway XVI, dan Woyla Barat. Bahkan di Woyla Timur 13 desa terkurang, di antaranya Alue Kuyuen, Buket Meugajah, dan Gunong Panyang. Banjir Nagan Kadis Sosial Nagan Raya, Ansarullah menyebutkan, jumlah korban yang terkurung banjir di wilayah itu 10.146 jiwa, tapi jumlah pengungsi riil belum dia dapatkan. Disebutkan juga bahwa jalan menuju Bandara Cut Nyak Dhien, Kubang Gajah, sempat terganggu selama enam jam, karena air menggenangi jalan di Desa Langkak 0,75 meter. Baru pada pukul 14.30 WIB kemarin jalan ke bandara itu bisa dilalui, karena air mulai surut. Aceh Jaya Di Aceh Jaya, banjir merendam sejumlah desa di Kecamatan Teunom dan Samponiet dengan ketinggian 0,8 meter. Mukhtaruddin, Sekretaris Komite Masyarakat Peduli Kecamatan Teunom menyebutkan, desa yang direndami banjir itu, antara lain, Pasi Ara Teungoh, dan Pasi Tulak Bala. Banjir di sini akibat Krueng Teunom meluap, setelah diguyur hujan beberapa hari ini, katanya. Aceh Selatan Ribuan rumah di Kecamatan Kluet Utara dan Kluet Selatan teredam banjir, Kamis akibat meluapnya Krueng Kluet, menyusul hujan lebat melanda kawasan itu Rabu malam. Selain puluhan hektare padi dan nilam siap panen terendam banjir, dalam peristiwa itu juga mengakibatkan beberapa sekolah digenangi air. Tinggi air mencapai 1,5 meter dari lantai rumah penduduk. Musibah tersebut terjadi sejak pukul 04.00 (dini hari), setelah kawasan itu diguyur hujan lebab sejak Rabu sore. Puncak meluapnya banjir kiriman dari pegunungan Manggamat, Kluet Tengah, itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Hingga berita ini diturunkan, air bercampur lumpur terus mengepung permukiman penduduk dan lahan pertanian masyarakat. Terobos Puluhan kepala dinas, kepala kantor, badan dan para staf yang ikut dalam kunjungan kerja (kunker) Bupati Aceh Selatan, Tgk Husin Yusuf di Desa Manggamat, Klut Tengah, terpaksa menerobos jalan raya Kuta FajarBPulau Kambing dengan menumpang mobil truk reo TNI. Soalnya, mobil yang mereka tumpangi tak bisa melintasi jalan raya sepanjang 100 meter itu, karenan digenangi air setinggi 1 meter. Sementara mobil dinas yang mereka tumpangi terpaksa diparkir di sepanjang bibir jalan di pusat kota perdagangan Kutafajar. Subulussalam Dari Subulusalam dilaporkan, banjir di kota itu disebabkan tingginya curah hujan, sehinga Sungai Sibelagen di Dusun Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, meluap. Akibatnya, arus lalu lintas dari arah Meulaboh ke Medan maupun sebaliknya sejak Rabu malam terganggu bahkan sempat lumpuh sekira 15 jam. Air di badan jalan saat itu mencapai ketinggian 80 100 cm. Paginya terlihat antrean panjang puluhan kendaraan dari arah Medan maupun sebaliknya. Selain melumpuhkan arus lalu lintas, banjir juga mengakibatkan rumah warga dusun tersebut tergenang. Sayangnya, di lokasi itu tak ada rumah makan, sehingga banyak pengendara yang kesulitan mencari makan. Anak saya ini menangis terus, karena belum makan nasi. Kalau cuma makan roti dan mana tahan, kata Suardi, warga asal Tebing Tinggi yang bermaksud hendak ke Meulaboh. Banjir Pidie Banjir juga melanda sebagian Pidie sejak Kamis dini hari. Ketinggian air 1 meter. Sedikitnya 85 desa serta ratusan rumah warga terendam. Begitu pula pasar, perkantoran, dan sekolah, sehingga ratusan peserta Ujian Nasional (UN) terpaksa mengungsi ke sekolah lain. Kadis Sosial Pidie, Drs Muhammad Husin menyebutkan, banjir melanda empat kecamatan: Kembang Tanjung 47 desa, Sakti 13 Desa, Glumpang Baro lima desa, dan sekitar 20 lebih desa lainnya di Kecamatan Glumpang Tiga. Totalnya 85 desa. Camat Kembang Tanjung, Muzakkir SSos mengatakan hampir seluruh rumah warga di kecamatan itu dilanda banjir. Jumlah warga terkena banjir mencapai 20.374 atau 5.577 KK. Ketinggian air sampai satu meter, katanya tadi malam. Mengungsi Sedikitnya 348 siswa peserta UN di SMK Mutiara dan SMA Kembang Tanjong, Pidie, mengungsi, karena sekolah mereka dilanda banjir. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie, Drs H Bukhari Thahir mengaku, ada dua sekolah yang peserta UN-nya terpaksa mengungsi ke sekolah lain. Dari SMK Mutiara dipindah ke SD 1 Mutiara serta dari SMA Kembang Tanjung dipindah ke tiga titik, yakni SMP 1 Kembang Tanjung, SD Asan Kumbang, dan SD Lamkaweu. Gunakan pesawat Lembaran jawaban kompter (LJK) siswa yang ikut UN di sejumlah kabupaten di pantai barat selatan direncanakan akan dikirim ke Banda Aceh naik pesawat terbang, Jumat hari ini. Itu dilakukan jika hubungan transportasi darat masih terganggu akibat banjir. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Mohd Ilyas Wahab saat melakukan meninjau UN di Aceh Barat kemarin mengatakan, meski banjir, tapi pelaksanaan UN di sana tetap lancar. Karena, hampir seluruh SMA di daerah ini aman dari terjangan banjir, ujarnya. Menyangkut LJK para siswa, kata Mohd Ilyas, pihaknya sudah menginstruksikan kepada para kepala dinas di daerah ini supaya dikirim secepatnya ke Banda Aceh. Kalau tak bisa via darat, maka gunakan pesawat, kata Ilyas. Ia didampingi Kepala Tekkomdik Dinas Pendidikan Aceh, Boestamam Ali, Kasubdin PLS, Khairuddin, Kepala UPTD BPKB, Setia Budi, dan Kasubag Kepegawaian/Humas, Nurul Hidayat. Menurut Pendidikan Aceh Barat, Drs Adami Umar, 29 siswa dari 2.208 peserta UN di kabupaten itu, pada hari terakhir ujian kemarin tidak hadir. Dari 29 siswa yang tak hadir itu, dua di antaranya terkendala karena banjir. (sup/di/riz/kh/aya/az/mir) Post Date : 25 April 2008 |