|
KENDAL-- Banjir melanda hampir melanda seluruh bagian Kabupaten Kendal, Kamis (5/1) kemarin. Tujuh dari empat belas kecamatan terendam, karena tingginya debit air yang disebabkan oleh derasnya curah hujan yang turun. Sungai Blorong dan Sungai Bodri tak mampu menampung luapan air hujan yang te;ah mengguyur sejak Rabu (4/1) sore, hingga Kamis dinihari. Akibatnya air meluap memasuki rumah warga dan areal persawahan yang berada di Kecamaran Plantungan, Kecamatan Kendal Kota, Kecamatan Cepiring dan Kecamatan Pageruyung. Wilayah lain yang terendam banjir adalah Kecamatan Brangsong, Kecamatan Limbangan, Kecamatan Ngampel dan Kecamatan Kaliwungu. Akibat lainya adalah jalur Pantura sempat mengalami kemacetan selama sepuluh jam. Kemacetan terjadi di ruas Jalan Sukarno Hatta, atau yang biasa dikenal sebagai Jalan Raya Brangsong, mulai kamis dinihari. Antrian kenderaan sepanjang tiga kilometer, terjadi mulai pertigaan Jalan Sekopek, Kaliwungu hingga di depa Pom Bensin, Rejosari, Kecamatan Brangsong. Selain banyaknya kenderaan yang terjebak banjir, kemacetan semakin diperparah karena adaya pembangunan Jembatan. Sehingga kenderaan yang melintas, harus bergantian. Kepala Dinas Kesbanglinmas Kabupaten Kendal, Supardjan mengatakan bahwa curah hujan yang cukup deras, dan disertai munculnya bahaya banjir, telah terasa sejak hari kedua pergantian tahun 2006. Pada tanggal 2 Januari melanda Kelurahan Langen Harjo, Kelurahan Kali Buntu, Kelurahan Jetis dan Kelurahan Sijeruk, Kecamatan Kendal Kota dan Desa Tosari, Kecamatan Brangsong. Pada hari berikutnya (3/1) meluas hingga ke Desa Juwiring, Kecamatan Cepiring dan Desa Tambak Rejo, Kecamatan Pageruyung. Puncaknya terjadi pada Kamis, (5/1) kemarin, merendam Desa Kebon Adem dan Desa Brangsong, Kecamatan Brangsong. Lainya melanda Desa Rejosari, Desa Ngampel Kulon, Desa Banyu Urip, Desa Sudipayung, Kecamatan Ngampel, serta Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu. " Banjir terparah pada hari ini (Kamis,5/1) terjadi di Desa Brangsong. Sebanyak 50 rumah dan 60 hektar areal sawah terendam. Besarnya kerugian, belum dapat diperhitungkan. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Kami menyiapkan 3 perahu karet, Tim SAR dan Tim Satkorlak. Disiapkan pula dapur umum, sebagai tempat pengungsian, jika memang diperlukan, " Jelasnya kepada wartawan koran ini di ruang kerjanya. Kerugian akibat banjir yang lain, lanjutnya Di Desa Kebonadem, merendam 40 rumah, Di Desa Brangsong, banjir merendam 50 rumah dan 60 hektar areal persawahan. Di Desa Rejosari banjir merendam 180 rumah dan 10 hertar sawah, Di Desa Ngampel Kulon banjir merendam 10 hektar areal persawahan, Di Desa Banyuurip dan Desa Sudipayung, banjir merendam sekitar 20 hektar areal persawahan. Luapan air lainya merendam 50 hektar sawah di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu. " Secara keseluruhan, banjir merendam sekitar 270 rumah dan 111 hektar sawah. Total kerugian mencapai Rp. 177 juta. Untuk jumlah pastinya, belum diketahui. Sebab, masih melakukan penghitungan lebih lanjut." Sementara salah seorang Warga RT 03 / RW 05, Desa Tosari, Kecamatan Brangsong mengatakan hujan deras telah dirasakan sejak Rabu (4/1) kemarin. Air telah masuk dan merendam rumah warga terjadi sejak pukul 21:00. Air sedikit demi sedikit mulai merendam rumah dan areal persawahan yang ada. Hingga akhirnya mencapai genangan setinggi 70 centimeter. " Setiap tahun pasti banjir mas. Sebab, Sungai Blorong tidak ada tanggulnya. Jika malam ini muncul hujan lagi, bisa dibayangkan berapa tinggi air yang menggenangi. Hingga kini belum ada bantuan dari Pemkab." (tom) Post Date : 06 Januari 2006 |