Banjir Meluas ke Arah Hilir Sungai Mahakam

Sumber:Kompas - 21 April 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Sendawar, Kompas - Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Mahakam di Kalimantan Timur kini meluas ke arah hilir. Daerah yang sebelumnya tidak terendam kini terendam air sekitar tiga meter, seperti di Kecamatan Kota Bangun, Muara Muntai, Muara Wis, dan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Berdasarkan pemantauan Kompas, Rabu (20/4), banjir di bagian hulu Mahakam yang sebelumnya melanda 19 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Kutai Barat itu kini mulai surut. Penduduk juga mulai membersihkan lumpur dan berbagai sampah banjir yang mengotori rumah mereka.

Para penjaga sekolah mulai membersihkan buku-buku pelajaran, alat peraga, dan inventaris sekolah yang selama berhari-hari terendam air.

Meski banjir mulai surut di Kabupaten Kutai Barat, air justru menggenangi berbagai wilayah yang terletak di bagian hilir Sungai Mahakam. Sungai yang lebarnya 400-700 meter dan panjangnya sekitar 980 kilometer ini melintasi tiga daerah, yaitu Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu, Kutai Kartanegara, dan Kota Samarinda di bagian hilir.

Gubernur Kaltim Suwarna Abdul Fatah mengingatkan agar masyarakat yang bermukim di bagian hilir Mahakam meningkatkan kewaspadaan karena banjir kini bergerak ke arah hilir. Air yang tingginya 3 meter hingga tujuh meter di bagian hulu Mahakam itu dalam beberapa hari mendatang diperkirakan akan menggenangi wilayah hilir jika hujan terus turun di bagian hulu.

"Khusus untuk Kabupaten Kutai Barat, Pemerintah Provinsi Kaltim sudah mengirim 25 ton beras untuk membantu korban banjir," kata Suwarna.

Masih lumpuh

Sementara itu, transportasi darat dari Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara menuju Kabupaten Kutai Barat yang jaraknya sekitar 365 kilometer masih lumpuh karena beberapa titik badan jalan terendam air. Kalaupun banjir mulai surut, jalan tanah dan agregat berubah menjadi kubangan lumpur yang sangat sulit dilewati kendaraan.

Angkutan bahan pokok ke Kabupaten Kutai Barat melalui jalur darat sampai saat ini masih terhenti karena sejumlah jembatan terputus, seperti diKecamatan Panyinggahan dan Muara Lawa. Distribusi barang kebutuhan pokok terpaksa dilakukan melalui angkutan sungai, tetapi harus sangat berhati-hati karena arus sungai masih sangat deras.

Wakil Bupati Kutai Barat Thomas Ismael mengatakan, pihaknya sudah mengirim surat kepada Pemprov Kaltim agar segera mengirim bantuan, terutama kebutuhan pangan, kepada penduduk. Sebab, sebagian besar lumbung padi penduduk yang tersebar di 19 kecamatan terendam air sehingga gabah penduduk berubah menjadi kecambah.

Penduduk di Kabupaten Kutai Barat sebagian besar menanam padi ladang varietas lokal yang hanya panen sekali dalam setahun dan baru panen Maret lalu. "Karena itu, penduduk terancam kesulitan bahan pokok sampai tahun depan karena semua persediaan gabahnya terendam banjir," kata Thomas. (THY)

Post Date : 21 April 2005