TUBAN (MI): Banjir di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim), Minggu (2/3) makin meluas. Luapan banjir susulan yang ke-4 kalinya itu menggenangi 9 desa di wilayah tersebut. Sebelumnya, hanya enam desa yang tergenang. Ratusan keluarga panik karena rumahnya sudah mulai terendam air. Puluhan di antaranya mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, empat desa masih terisolasi akibat jebolnya tanggul darurat di Desa Tegalrejo, sejak pekan lalu. Pantauan Media Indonesia, kemarin, menunjukkan desa yang tergenang meliputi Tegalrejo, Simorejo, Kedungrejo, Mlanggi, dan Banjar, Compreng, Bunut, Ngadirejo, dan Widang. Ketinggian air mulai 70 hingga 90 cm. Jalan poros kecamatan terutama Desa Kedungrejo dan Desa Compreng terendam air hingga setinggi 70 cm. Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Ngawi dan sekitarnya, Sabtu (1/3) malam, mengakibatkan tanah longsor di Dusun Panjen, Desa Sumbersari, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Akibat longsor di Dusun Panjen tersebut, satu rumah milik Martomardi, 75, warga RT 01 RW 02 rusak parah, jalan yang menghubungkan Sine dengan beberapa desa amblas. Bangunan puskesmas ambruk karena tanah di bawah gedung itu ambles. Kepala Jaga Polsek Sine, Aiptu Warkam, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Tetapi, bencana tanah longsor tetap akan mengancam warga di wilayah Kecamatan Sine jika hujan deras terus mengguyur. Banjir juga melanda delapan desa di Kabupaten dan Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (1/3) hingga Minggu (2/3), dini hari. Banjir itu terjadi lantaran Sungai Piring di Desa Tempursari, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, meluap. Akibatnya, desa-desa dan sawah yang berdekatan dengan sungai tersebut tergenang air setinggi setengah meter sampai satu meter. Banjir di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diakibatkan rusaknya hutan di hulu Sungai Benanain. Hutan itu, kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya, dibuka untuk lahan pertanian yang umumnya dekat bantaran sungai. Hulu Sungai Benanain terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara. "Kalau hutan di kawasan hulu terus ditebang, banjir selalu terjadi di kawasan hilir," katanya. (YK/AG/PO/N-3) |