|
INDRAMAYU -- Bencana banjir kembali melanda Kabupaten Indramayu. Kali ini, banjir yang diakibatkan meluapnya sungai Sumber Mas dan kiriman dari daerah hulu itu, mengakibatkan sedikitnya 1.400 hektare areal tanaman padi dan ratusan rumah milik warga di tujuh desa di Kecamatan Kandanghaur, terendam. Dalam peristiwa itu seorang warga bernama Wardana (65 tahun) asal Desa Loyang, Kecamatan Cikedung, tewas terseret arus sungai, pada Selasa (7/3) petang. Tubuh korban ditemukan warga dalam posisi tersangkut pohon bambu yang tumbuh menjorok ke arah sungai. Dari keterangan yang dihimpun, ketujuh desa itu adalah Desa Soge, Ilir, Bulak, Parean, Curug, Tranti, dan Karanganyar. Berdasarkan pantauan Republika, Rabu (8/3), sejumlah kepala keluarga mengungsi ke tempat yang dianggap aman. Bahkan, mereka mengungsi di pipa-pipa Pertamina yang memiliki ketinggian lebih dibandingkan rumah mereka yang terendam. Mereka juga menggelar kasur lipat di atas pipa-pipa itu. Banjir juga menggenangi ratusan hektare tanaman padi milik warga. Padahal, para pemilik sawah baru memulai tanam ulang untuk yang ketiga kalinya pada Senin (6/3) lalu. Menurut Miska, salah seorang warga di RT 02/04 Blok Karangsinom Desa, Karanganyar, banjir didahului hujan deras pada Selasa (7/3) selama empat jam mulai pukul 16.00 WIB. Saat hujan masih berlangsung, kata dia, air sudah mulai menggenangi rumah warga dan jalan desa. Kasubdin PU Dinas Pengairan, Ir Rukanda, meluapnya Sungai Sumber Mas itu diakibatkan kapasitas debit air sungai lebih kecil dibandingkan debit air hujan. Menurut dia, kapasitas debit air sungai hanya mencapai 50 kubik sedangkan debit air hujan mencapai 100 m3. Dari Kabupaten Purwakarta dilaporkan, upaya relokasi warga korban longsor di Kampung Palinggihan, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, terhambat. Pemkab Purwakarta tidak akan melakukan relokasi sebelum memperoleh hasil kajian direktorat vulkanologi dan mitigasi bencana alam (DVMB) mengenai kontur tanah di lokasi relokasi. (lis/rfa ) Post Date : 09 Maret 2006 |