|
SAMARINDA(SINDO) – Banjir kembali merendam ribuan rumah warga di Kota Samarinda,Kalimantan Timur (Kaltim), kemarin. Kali ini banjir menerjang Kelurahan Temindung Permai, Samarinda Utara,Kota Samarinda. Banjir terjadi akibat hujan yang terus menerus turun sejak Senin (22/12) malam hingga kemarin.Camat Samarinda Utara Marnabas menyatakan, banjir antara lain melanda kawasan Jalan Pemuda, Jalan Cendrawasih, Jalan dr Sutomo, dan Jalan PM Noor, dengan ketinggian air mencapai 50 cm. ”Banjir terjadi akibattingginya curahhujanyang turun sepanjang Senin kemarin. Secara umum,ketinggian air mencapai 50 cm,”ujarnya. Di beberapa kawasan, air bahkan masuk ke rumah warga.” Sejauh ini belum ada warga yang mengungsi.Namun, kami tetap mengimbau mereka agar waspada jika ketinggian air terus bertambah,” ungkap Marnabas. Namun, dia yakin bahwa warganya sudah terbiasa dengan musibah banjir. ”Kami sudah terbiasa dengan banjir seperti ini sehingga tidak lagi khawatir. Sejak dua bulan terakhir, kami sudah sering kebanjiran,jadi sepertinya warga di sini sudah menyatu dengan air,” kata Herman, salah seorang warga Jalan Pemuda I. Herman berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda segera mengatasi banjir. Warga lainnya, Abdul Syukur, mengaku terpaksa mengungsi karena banjir telah merendam rumahnya sejak Selasa (23/12) dinihari.”Kami khawatir air terus bertambah sehingga saya dan istri memutuskan untuk mengungsi di tempat anak saya,” ujarnya. Dia menyatakan banjir yang melanda kawasan Jalan Pemuda merupakan yang terparah sejak 10 tahun terakhir. ”Selama dua bulan, empat kali kami kebanjiran.Pernah terjadi banjir seperti ini pada 1998, tapi hanya sekali. Namun, kali ini sepertinya sangat parah, sebab meski sempat surut tapi air kembali naik,”ungkapnya. Selain curah hujan yang tinggi,banjir juga disebabkan meluapnya Sungai Mahakam. Abdul Syukur menilai,luapan terjadi akibat sungai tersebut jarang dikeruk. Rasa cemas akibat banjir juga dialami warga di kawasan Jalan dr Sutomo.” Kami sudah mengungsikan sebagian barang-barang, sebab air kelihatannya semakin tinggi,” tandas Salmah, warga Jalan dr Sutomo. Perlu diketahui,banjir bukan kali ini saja terjadi di Samarinda. Sebelumnya, pada pertengahan November dan awal November,banjir juga menerjang kota tersebut. Selain banjir,musibah longsor juga melanda Kelurahan Lampake, Kota Samarinda. Meski tak ada korban jiwa,tapi bencana itu menyebabkan 34 rumah rusak berat dan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Longsor melanda kawasan itu pada Selasa (23/12) sekitar pukul 01.00 WITA. ”Sepanjang Senin,hujan deras terus terjadi tapi kami tidak menduga jika akan terjadi longsor. Tanah dari atas gunung tibatiba bergerak,kemudian menimpa rumah warga,”ungkap Nawari,Ketua RT 26,Kelurahan Lampake,kemarin. Nawari menambahkan,sebagian warga berhasil menyelamatkan barang-barang milik mereka. ”Namun, banyak yang tak sempat menyelamatkan warga karena mereka panik melihat tanah terus bergerak dan menimpa rumah warga,” ungkap Nawari. Salah seorang korban longsor, Ngadilan, mengaku bahwa tanah di belakang rumahnya tiba-tiba bergerak disertai suara gemuruh sehingga dirinya beserta keluarga berhamburan keluar rumah. ”Saat itu kami sedang tidur dan merasakan ada getaran disertai suara bergemuruh dari belakang rumah. Saya tidak memikirkan barang- barang di rumah karena yang penting saya dan keluarga selamat,”tuturnya. Rumah Ngadilan rusak akibat dindingnya jebol dihantam tanah dan pohon tumbang. ”Pohon yang berada di belakang rumah tumbang dan bergerak hingga 20 meter, kemudian menjebol tembok rumah saya.”Kami belum berani tinggal di rumah, sebab khawatir longsor akan terjadi lagi. Tanah di belakang rumah terlihat masih rawan sehingga saya dan keluarga untuk sementara mengungsi di tempat keluarga yang lebih aman.” Lurah Lampake Ali Mansyur menyatakan,warga terlihat sibuk memotong pohon dan membersihkan jalan yang tertutup longsor.”Kami masih menunggu bantuan alat berat dari Dinas Bina Marga Kota Samarinda untuk mengevakuasi pohon dan reruntuhan rumah yang menutupi jalan,”tukas Ali Mansyur. Longsor terparah,kata dia, terjadi di RT 22,RT 09,dan RT 42. Bahkan, delapan rumah warga tertimbun longsor di RT 30.”Dari 34 rumah yang rusak berat akibat longsor, lebih 10 rumah tertimbun. Jalan Benanga juga terputus sepanjang 100 meter akibat tertimbun lumpur,”paparnya. (amir syarifudin) Post Date : 24 Desember 2008 |