|
Palu, Kompas - Belum lagi banjir di Morowali, Sulawesi Tengah, menyusut, Kota Palu, ibu kota provinsi tersebut, dilanda banjir pula. Rangkaian bencana alam tersebut mengikuti fenomena banjir yang juga melanda Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dalam lima bulan terakhir. Hujan deras terus-menerus selama dua hari, Sabtu-Minggu (5-6/5) di Kota Palu, mengakibatkan 10 kelurahan di kota itu tergenang air. Sedikitnya 1.000 rumah terendam dan 5.000 warga mengungsi. Banjir terjadi akibat Sungai Palu yang membelah Kota Palu tidak mampu menampung air hujan yang turun sejak Sabtu pagi. Beberapa bagian tanggul Sungai Palu jebol dan air meluap ke rumah-rumah warga yang berada di bantaran sungai. Wakil Wali Kota Palu Suardin Suebo, Senin (7/5), mengatakan, sampai kemarin malam sedikitnya 10 kelurahan di Kota Palu masih terendam setinggi 50 sentimeter sampai 1,5 meter. Bahkan, di beberapa tempat, ketinggian air mencapai dua meter. Pemerintah Kota Palu, kata Suardin, telah mendirikan sejumlah posko untuk menampung bantuan dari masyarakat. Pemerintah Kota Palu juga menyalurkan bantuan berupa makanan, minuman mineral, dan obat-obatan. "Kami masih mengharapkan bantuan dari berbagai pihak. Banjir kali ini cukup besar," kata Suardin. Selain membanjiri Kota Palu, luapan Sungai Palu juga membanjiri tiga kecamatan di Kabupaten Donggala. Sementara itu, banjir yang melanda Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (500 kilometer utara Makassar), sejak Januari hingga Mei ini menyebabkan stok beras setempat habis. Pengungsi saat ini mulai kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Banjir di Luwu Utara terjadi sejak Januari lalu. Pernah surut, tetapi tidak lama, lalu datang lagi. Begitu seterusnya. Pengungsi sudah kekurangan bahan makanan dan obat-obatan. Sebenarnya, sebagian sudah mulai pulang akhir April lalu. Namun, banjir susulan yang datang sejak 5 Mei membuat mereka terpaksa kembali mengungsi. Di Morowali, Sulawesi Tengah, warga transmigran di Kecamatan Petasia minta direlokasi karena permukiman mereka berada di daerah rawan banjir. Kalimantan Di Kalimantan, secara umum banjir mulai surut meski di sejumlah tempat masih terdapat genangan. Sejumlah desa di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, misalnya, sudah terbebas dari luapan Sungai Mahakam. Begitu juga dengan desa-desa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Akan tetapi, ketika sungai sudah surut, kemarin tiga bocah justru terseret arus Sungai Mandala. Dua bocah ditemukan tewas dan seorang lagi masih dicari. Di Kalimantan Tengah, naiknya permukaan Sungai Barito menyebabkan kapal-kapal pengangkut batu bara tak bisa melintasi kolong Jembatan Hasan Basri di Muara Teweh. Akibatnya, sejumlah perusahaan tambang mengaku rugi sampai Rp 1,2 miliar dalam lima hari terakhir. (REI/REN/BRO/FUL/CAS) Post Date : 08 Mei 2007 |