|
SEMARANG-Pemasangan box culvert (gorong-gorong untuk saluran sungai, red) di sebelah selatan Kali Tenggang, belum tuntas. Yang terjadi justru mengakibatkan banjir di Jalan Kaligawe dan kampung Tambakrejo, Gayamsari, semakin parah. Akibatnya, pemasangan 5 unit box culvert di sisi selatan Tenggang pun menjadi tak tuntas karena ada kerusakan crane. Karenanya, dari 5 unit box yang akan dipasang, hingga Selasa dini hari (5/12), baru 2 box yang sudah terpasang. Kerusakan crane tepat di tengah jalan di sisi sebelah timur jembatan Tenggang, mengakibatkan Jalan Kaligawe tak bisa dilewati arus kendaraan. Untuk menghindari kemacetan semakin buruk pada saat pelaksanaan pemasangan box culvert, Dishub dan Polres akhirnya menutup Jalan Kaligawe dari pertigaan rel KA Tenggang hingga pertigaan masuk jalan tol. Arus lalu lintas dialihkan ke jalan arteri utara, Jalan Wolter Monginsidi, Jalan Ronggowarsito. Penutupan jalan tersebut diperkirakan hingga Rabu (6/12) pagi ini. Selama jalan ditutup, DPU akan memaksimalkan pemasangan box culvert. Pembantu Pengguna Anggaran DPU Kota Semarang, Rosid Hudoyo, mengatakan, kerusakan mesin crane yang terjadi Selasa dini hari karena kerusakan spare part hidrolis. Penggantian spare part yang rusak baru dapat dilakukan pada Selasa (5/12) siang kemarin. Sehingga kendala kerusakan mesin mengubah jadwal pekerjaan DPU. Bila biasanya pemasangan box culvert dilakukan malam hari, sejak kemarin pekerjaan tersebut dilakukan siang hari. "Penutupan jalan sampai nanti malam (tadi malam, red) dan mungkin sampai Rabu pagi. Hari ini (Rabu, 6/12), kami tergetkan 3 box bisa masuk semua di sisi selatan sebelah barat. Sedangkan 5 box sisanya tinggal kita geser ke dekat jembatan Tenggang agar ruas jalan di sebelah utara Tenggang bisa open traffic hari ini," jelas Rosid Hudoyo pada wartawan saat meninjau lokasi jembatan Tenggang. Untuk mengurangi genangan air yang meluber masuk ke rumah warga Tambakrejo dan jalan masuk ke LIK Bugangan, DPU membuat saluran sudetan alternatif berikutnya di kanan kiri jembatan Tenggang sebelah selatan. Sudetan alternatif itu dibuat membantu mempercepat genangan air yang tak mampu dibuang melalui kesdam. Terkait keluhan warga yang merasakan kebanjiran akibat proyek perbaikan jembatan Tenggang yang molor dari jadwal, Rosid meminta warga dan pengguna jalan bisa memaklumi. Pihaknya tetap menginginkan pembangunan Jembatan Tenggang tak merugikan masyarakat. Selama ini, DPU sudah mengupayakan pekerjaan Kali Tenggang dikebut siang malam. "Dampak pembangunan ini kami minta warga memakluminya. Upaya kita sudah semaksimal mungkin mengerjakan proyek ini, dan saya minta pengertian masyarakat, " ujarnya. Banjir yang melanda warga kampung Tambakrejo sebagai kampung terdekat dengan jembatan Tenggang dirasakan sangat mengganggu aktivitas kehidupan mereka. Sejumlah pemuda dan orangtua mengaku tak bisa masuk kerja karena harus membersihkan rumah yang kebanjiran. Kendati banjir sudah menjadi hal biasa bagi mereka, namun banjir kali ini dirasakan lebih parah. Penyebabnya, proyek Jembatan Tenggang yang molor. Sementara itu, untuk mengurangi genangan air masuk ke rumah dan jalan masuk kampung, sejumlah warga kemarin bergotong royong membuat bendungan sederhana di pintu masuk gapura. Bendungan dibuat dengan mengambil balok -balok median Jalan Kaligawe yang diperkuat dengan karung -karung pasir. "Banjirnya sudah sejak Jumat lalu, di wilayah kami ada 60 rumah yang kebanjiran. Supaya banjirnya tidak parah, kita berinisiatif buat bendungan jalan masuk kampung, " ungkap Sulaiman, warga RT 4 RW 2 Kelurahan Tambakrejo, Gayamsari di sela-sela kesibukannya membuat bendungan di tengah kondisi banjir. (dhi) Post Date : 06 Desember 2006 |