Pamekasan - SURYA- Jalur antara Pamekasan - Sumenep, tepatnya di Kecamatan Larangan, lumpuh akibat tergenang air dengan ketinggian antara 40 - 60 cm, Kamis (13/5). Hingga petang banjir kian meluas.
Para pengendara kendaraan bermotor terpaksa memilih jalur alternatif untuk menghindari kemacetan akibat genangan air. Sejumlah mobil berbahan bakar bensin mogok di tengah termasuk puluhan sepeda motor yang nekat menyeberangi banjir.
Tidak terlihat polisi yang mengatur arus lalu lintas di lokasi banjir di Desa Moton, Kecamatan Larangan, baik dari jajaran Polsek Larangan maupun polisi lalu lintas dari Polres Pamekasan.
Sementara itu, di wilayah Kecamatan Kota banjir mulai memasuki pasar Blimbing yang terletak di Kelurahan Parteker Pamekasan. Bahkan ketinggian air di lokasi pasar itu mencapai 60 cm. Banjir akibat luapan Sungai Semajid ini juga merusak dapur warga dan menghanyutkan semua peralatan dapur, kandang sapi dan ayam, serta menjebol tanggul penahan banjir di kelurahan Gladak Anyar.
Satkorlak Penanggulangan Bencana Pamekasan kini mulai berjaga-jaga dan terus melakukan memantau terhadap kondisi aliran air sungai.
Sementara itu, jalur pantura di wilayah Kabupaten Pasuruan kondisi kembali normal sejak Rabu (12/5) siang. Namun hingga saat ini sejumlah lokasi seperti di Kecamatan Bangil dan Kecamatan Beji serta Kecamatan Rejoso, air masih menggenangi rumah-rumah warga.
Banjir tersebut selain memutus jalur pantura yang menghubungkan Banyuwangi – Surabaya selama sekitar 7 jam, juga membuat ribuan rumah di wilayah Kota dan Kabupaten Pasuruan terendam. Penyebabnya karena hujan deras sepanjang hari hingga menyebabkan beberapa sungai seperti Sungai Welang, Sungai Rejoso di Kecamatan Rejoso, Sungai Kalianyar di Kecamatan Bangil, dan Sungai Beji meluap.
Tujuh kecamatan, yakni Kraton, Rembang, Bangil, Beji, Pohjentrek, Grati dan Rejoso, serta 53 desa terendam air. Banjir mulai ‘menyapa’ rumah-rumah warga pada Rabu (12/5) sekitar pukul 01.00 WIB. Sedangkan jalan pantura mulai tergenang yang kemudian memutus jalur transportasi sekitar pukul 02.00 WIB. “Datangnya air cukup cepat dan kami hanya bisa berupaya menyelamatkan barang-barang seadanya. Kami sebenarnya juga tidak mengira akan ada banjir, karena biasanya di bulan seperti ini sudah mulai masuk musim kemarau,” terang Mustofa warga Desa/Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan.
Meluapnya Sungai Welang akibat curah hujan tinggi di kawasan pegunungan mulai dari Purwodadi, Purwosari, dan Wonorejo. Hujan belum reda hingga Rabu (12/5) pukul 10.00 WIB.
Total rumah yang terendam banjir, di wilayah Kabupaten Pasuruan mencapai 10.216 rumah, serta 650 hektare lahan pertanian. Kerugian masih ditambah tanggul jebol sekitar 625 meter dan jalan longsor 1.500 meter, dan ribuan ternak mati.
Di wilayah Kota Pasuruan, banjir merendam ribuan rumah di Kecamatan Gadingrejo. Kedua pemerintah, yakni Pemkab dan Pemkot Pasuruan, kini sibuk memberikan pertolongan kepada warganya.nkur/ant
Post Date : 14 Mei 2010
|