Banjir Lumpuhkan Jakarta

Sumber:Koran Sindo - 02 Februari 2008
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA(SINDO) Aktivitas Jakarta kemarin nyaris lumpuh akibat banjir.Di pusat kota,tepatnya Jalan SudirmanMH Thamrin,genangan air setinggi 1 meter sehingga arus lalu lintas terputus total.

Akses keluar masuk Jakarta juga macet total karena genangan muncul di hampir semua wilayah. Di depan Gedung Sarinah,Jalan MH Thamrin, arus lalu lintas terpaksa ditutup karena jalan tidak bisa dilalui.Kendaraan dari arah Medan Merdeka Barat menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI) dialihkan ke Jalan Kebon Sirih Raya lantas memotong Jalan Wahid Hasyim, melintas Jalan HOS Tjokroaminoto dan tembus di Jalan Sudirman.

Biasanya hanya 10 menit untuk sampai ke Jalan Sudirman (dari Medan Merdeka Barat),kali ini harus makan waktu 1 jam, tandas Cahyadi, seorang karyawan yang berkantor di kawasan Sudirman. Air setinggi 40 cm menggenangi wilayah depan Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara.Genangan terlihat di halaman dan pintu gerbang istana. Genangan air setinggi 1040 cm juga tampak di depan kantor Sekretariat Wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Di wilayah lain, kemacetan sangat parah terjadi di ruas tol dalam kota dari arah Cawang menuju Grogol maupun sebaliknya.Pada sekitar pukul 12.00 WIB, ribuan kendaraan berderet sepanjang 10 km dalam posisi stagnan dan sama sekali tidak bergerak. Hal ini disebabkan genangan air di depan Mal Ciputra,Grogol, setinggi 5070 cm.

Bayangkan, saya dari pintu Tol Pondok Gede hingga Kuningan butuh waktu empat jam, kata Azis, karyawan yang berkantor di Jakarta Pusat. Menurut Koordinator Traffic Management Centre (TMC) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kompol Sambodo,selain di ruas tol dalam kota, kemacetan juga terjadi di ruas arteri dari Cawang menuju Grogol dan sebaliknya.

Berdasarkan pantauan CCTV, kemacetan terjadi di beberapa ruas protokol, yakni Jalan HR Rasuna Said, Salemba Raya, DI Panjaitan, RE Martadinata, Mampang Prapatan, Daan Mogot,Harmoni,Casablanca, dan Gatot Subroto.

Di samping genangan air, kemacetan disebabkan belasan lampu pengatur lalu lintas padam,kata Sambodo. Kemacetan parah terlihat di Tol Sedyatmo arah Bandara Soekarno- Hatta, tepatnya di Km 2327. Genangan setinggi 50100 cm menyebabkan antrean mencapai puluhan kilometer. Hanya kendaraan besar seperti truk dan bus yang bisa melintas, sedangkan kendaraan kecil tidak bisa lewat.

Di Bandara, genangan air di pintu keluar masuk Patung Prasasti mencapai 4060 cm. Di ruas tol arah Bumi Serpong Damai (BSD), ketinggian air mencapai 50 cm. Akibatnya jalan menuju Pondok Indah maupun sebaliknya macet hingga 3 km. Genangan air mendadak muncul ka-rena sungai yang berada di pinggir tol meluap,kata Sambodo.

Di Jakarta Utara, banjir dengan ketinggian 70 cm melanda Jalan Danau Sunter, Sunter Indah, dan Danau Indah. Genangan akibat hujan itu makin tinggi setelah Kali Sunter meluap. Banyak mobil atau motor terpaksa memutar arah atau menepi karena mogok.

Kawasan elite Kelapa Gading seperti depan Mal Artha Gading,Boulevard Kelapa Gading,Bukit Gading Indah terendam air hingga 50 cm. Akibatnya, kemacetan terjadi di sepanjang Jalan Yos Sudarso hingga Plumpang.

Di Jakarta Barat, air setinggi 555 cm menggenang di Kec Kebon Jeruk, Kalideres, Cengkareng, dan Grogol Petamburan. Banjir juga menggenangi 1.100 rumah di Kel Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Rumah yang tergenang kemungkinan akan bertambah jika dua-tiga hari ke depan hujan masih terjadi,ujar Lurah Petogogan Muardi. Di Jakarta Timur, Jalan Pramuka yang menuju Pulo Gadung dan sebaliknya tergenang air setinggi 15 cm.Banjir juga menggenangi beberapa wilayah seperti Kebon Nanas, Kampung Melayu, dan Cipinang dengan ketinggian di atas 1 meter.

Diminta Waspada

Sementara itu,warga Ibu Kota yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung diminta waspada banjir kiriman akibat hujan yang terus turun di wilayah Puncak,Bogor.Hujan deras yang mengguyur kawasan Puncak sejak Kamis (31/1) malam membuat ketinggian air di pintu air Katulampa,Kel Katulampa,Kec Bogor Timur, KotaBogor,kemarinnaikhingga mencapai 100 cm dengan status siaga IV yang terpantau pada pukul 16.00 WIB.

Sebelumnya sekitar pukul 06.0011.00 WIB ketinggian air bertahan hingga 60 cm.Satu jam kemudian, karena hujan deras tidak juga reda, ketinggian air sempat menyentuh angka 70 cm pada papan mercu Bendung Katulampa (dengan status di bawah batas normal 80 cm).

Lima jam kemudian meski di kawasan Jabodetabek intensitas hujan mulai reda, kawasan Puncak masih diguyur hujan. Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kukuh Budianto mengatakan, hujan deras yang mengguyur Jakarta pada awal Februari berpotensi turun kembali hingga sepekan ke depan. Hujan akan turun dengan intensitas ringan sedangdanakandiselingidengan petir.

Hujan bisa seharian terus-menerus atau juga hanya setengah hari,ujar Kukuh. Menurut Kukuh, intensitas hujan yang turun di sejumlah wilayah di Jakarta sangat bervariasi. Berdasarkan alat pantau hujan yang ditempatkan di tiga lokasi juga menunjukkan nilai yang berbeda- beda.

Di kawasan Cengkareng dan sekitarnya misalnya menunjukkan angka 300 mm. Sementara alat pantau yang berada di kantor pusat BMG menunjukkan intensitas curah hujan mencapai angka 170 mm dan alat pantau di Tanjung Priok menunjukkan hujan turun dengan intensitas mencapai 76 mm.

Hujan sangat lebat memang terjadi di kawasan Cengkareng dan Jakarta Pusat, tapi hujan turun secara merata di seluruh wilayah Jabodetabek, kata Kukuh. Deputi Penanganan Darurat Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) Soetrisno menyatakan, genangan air yang cukup tinggi di wilayah Ibu Kota kemarin murni disebabkan hujan lokal.

Hujan deras yang mengguyur Jakarta kemarin tidak mampu ditampung drainase sehingga air meluap ke permukiman dan jalan utama. Sebagai antisipasi, Soetrisno melaporkan, Pemprov DKI Jakarta telah mengoperasikan stasiun pompa air dan pintu air untuk memperlancar pembuangan air ke wilayah terdekat. Selain itu, mereka menyiapkan posko, dapur umum,puskesmas serta tempat penampungan pengungsi.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Departemen Pekerjaan Umum Pitoyo Subandrio menuturkan, peristiwa di Jakarta kemarin serupa dengan yang terjadi setahun lalu. Dia mengingatkan, pada 3 Februari 2007, air dari hulu mengalir deras dan disempurnakan oleh luapan air lokal.

Itu proses banjir besar dimulai, katanya. Dia juga mengatakan,kondisi sistem drainase di Jakarta yang masih perlu diperbaiki berpotensi mengulang sejarah tahun lalu. Kalau memang genangan akibat drainase, berarti sistemnya harus diperbaiki,imbuh Pitoyo. (mohammad yamin/ neneng zubaidah/sujoni/ meutia rahmi/ haryudi)



Post Date : 02 Februari 2008