PATI - Kendati banjir di sejumlah desa telah surut, tidak mengurangi jumlah daerah yang tergenang. Justru bencana tahunan akibat luapan Sungai Juwana itu meluas hingga 21 desa.
Kepala Kantor Kesbangpolinmas Sigit Hartoko SH mengemukakan, 21 desa yang tergenang tersebut menyebar di lima kecamatan, yaitu Juwana, Jakenan, Gabus, Kayen, dan Sukolilo.
Adapun sejumlah desa yang disebut sebelumnya, seperti Mustokoharjo, Kecamatan Kota Pati, tidak masuk daerah yang didata karena genangannya belum begitu parah. ”Sebagian besar daerah yang tergenang adalah sawah. Tetapi di kampung juga tidak sedikit yang terendam,” tuturnya, kemarin.
Menurutnya, mayoritas warga desa yang terkena banjir tidak mengungsi. Pasalnya, hanya sebagian kecil dari mereka yang rumahnya kemasukan air. Itu lantaran rumah warga dibangun lebih tinggi dari permukaan jalan desa.
Dia mengungkapkan, warga yang hidup di daerah rawan banjir tidak terlalu kaget dengan kedatangan air. Mereka baru akan mengungsi ketika banjir menggenangi separuh lebih rumahnya.
Tim Pemantau Untuk memantau perkembangan banjir, pihaknya menyiagakan tim pemantau di empat desa, yakni Karangrowo (Kecamatan Jakenan), Kasiyan (Sukolilo), Tanjang dan Banjarsari (Gabus) yang parah.
Petugas itu tidak hanya memantau perkembangan di desanya saja, tetapi juga daerah sekitar yang juga kebanjiran. ”Kami memantau intensif kondisi genangan yang dilaporkan petugas di sejumlah titik tertentu. Sejauh ini belum ada evakuasi warga, ternak, atau barang,” paparnya.
Penanganan banjir secara terpadu dengan melibatkan lintas SKPD baru akan dibicarakan, Senin (17/1). Selain Kantor Kesbangpolinmas, sejumlah SKPD lain, seperti Disosnakertrans, Dispertannak, DPU, dan Dislautkan yang masuk dalam Satlak Penanggulangan Bencana juga dilibatkan. (H49-57)
Post Date : 15 Januari 2011
|