Banjir-Longsor Terjang Sulteng

Sumber:Koran Sindo - 09 Oktober 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

TOLITOLI(SI) – Musibah banjir dan longsor melanda Kabupaten Tolitoli,Sulawesi Tengah (Sulteng), kemarin.Ribuan warga terpaksa mengungsi.

Banjir akibat hujan lebat sejak 06.00 Wita hingga 10.30 Wita tersebut juga merendam kawasan bisnis, gedung sekolah, dan perkantoran. Ketinggian air di sejumlah lokasi rata-rata setengah meter hingga satu meter. Banjir antara lain terjadi di Jalan Anoa, Jalan Sultan Hasanuddin, JalanLadapi, Jalan Veteran, dan Kompleks Kantor Camat Baolan.

Aktivitas belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tolitoli terpaksa dihentikan karena sebagian besar kelas sudah dimasuki air hingga setinggi lutut orang dewasa. Hal yang sama juga terjadi di Universitas Madako (Umada), hingga aktivitas belajar mahasiswa diliburkan.

“Sepertinya ini banjir terparah selama 10 tahun terakhir,” tandas Kepala Bidang Penanganan Konflik Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Tolitoli Kaharudin. Banjir paling parah melanda permukiman warga di Kompleks Anoa,Kelurahan Tuweley, dengan ketinggian air mencapai atap rumah.

Selain karena hujan lebat, musibah ini terjadi akibat luapan Sungai Tuweley.Akibatnya ratusan rumah dan fasilitas publik di daerah tersebut terendam.Warga terpaksa diungsikan menggunakan tali.“Harta benda milik kami tidak sempat diselamatkan karena air tiba-tiba meluap.Rumah tidak bisa lagi ditutup.

Saya tinggal ditarik dengan tali karena air sudah sampai di leher,” ungkap Yanti, 50, warga Jalan Anoa II. Yanti menceritakan air masuk ke rumah warga. “Tadi saya mendengar ada bunyi seperti rumah roboh. Tetapi, saya tidak hiraukan lagi soalnya air sudah sampai di leher. Saya selamatkan dulu anakanak,” imbuh Ros, 40, korban banjir lainnya.

Ros mengakui, sejak banjir melanda Tolitoli, banjir kali ini yang paling parah. Menurut informasi yang dihimpun, beberapa warga masih terjebak di rumah karena belum bisa dievakuasi akibat arus air sangat kencang. Hingga pukul 10.50 Wita,masyarakat masih melakukan upaya pengungsian orang dan harta benda.

Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Badan Penanggulangan Bencana Tolitoli sejauh ini masih mengupayakan akomodasi bagi para korban bencana untuk menghindari jatuh sakit akibat dingin dan lapar. Sejauh ini upaya penyelamatan juga dilakukan dengan mengerahkan sejumlah perahu karet,perahu cepat,tali,dan tendatenda darurat. “Masyarakat sudah mulai ada yang berteriak lapar.

Kami sedang mengupayakan bantuan makanan untuk makan siang sampai malam nanti,” ujar Sekda Kabupaten Tolitoli, Iskandar Nasir kemarin. Banjir juga menyebabkan sejumlah wilayah longsor. Di Kecamatan Baolan, longsor melanda Kilometer Satu, Kilometer Dua, dan Sidoarjo Tanjung.

Jalur tersebut menghubungkan dua kabupaten terdekat yakni Buol dan Gorontalo. Pemkab Tolitoli terpaksa membersihkan reruntuhan tanah dan pohon yang tumbang di kawasan tersebut. Di bagian lain,Pemprov Jateng terus mengantisipasi ancaman bencana memasuki musim penghujan sebab di sejumlah daerah berpotensi terjadi bencana alam.

“Kewaspadaan atas bencana ini harus terus kita tingkatkan sejak dini,” ujar Sekda Jateng Hadi Prabowo saat geladi bersih penanganan bencana banjir dan tanah longsor kemarin. Hadi mengakui bencana tidak dapat diduga.Hanya dengan antisipasi sejak dini, dia menilai, dampak musibah dapat diminimalisasi.

Selama ini, kata Hadi, setiap terjadi bencana, fungsi koordinasi belum terlaksana baik sebab semua penanganan dilakukan secara mendadak tanpa persiapan.“Keberadaan detektor seperti detektor banjir maupun gempa memang cukup menolong untuk pemberitahuan. Tapi, tetap saja bencana bisa berlangsung lebih cepat dari bunyi peralatan itu,”sebutnya. (muh slamet/khusnul h/ant)



Post Date : 09 Oktober 2009