|
[SEMARANG] Banjir dan tanah longsor melanda sedikitnya 42 kota dan kabupaten di Indonesia pada dua hari terakhir dan menewaskan 98 orang. Jumlah korban diperkirakan bertambah mengingat puluhan orang belum ditemukan hingga Kamis (27/12) pagi. Di lokasi longsor Kabupaten Karanganyar, dikerahkan lagi tiga satuan setingkat kompi (SSK) personel Polri, 3 SSK TNI, Satlak Penanggulangan Ben- cana dan Pengungsi Karanganyar, serta masyarakat untuk mencari korban yang tertimbun longsor. Menurut Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Karanganyar, Aji Pratama Heru, sampai Kamis pagi tercatat 30 orang yang terkubur longsor masih dicari. Jumlah korban tewas yang sudah dievakuasi sebanyak 36 orang. Jumlah kerugian material mencapai miliaran rupiah. Korban terbanyak berada di Dusun Ledoksari, Kelurahan dan Kecamatan Tawangmangu, mencapai 37 orang dari 12 kepala keluarga. "Sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi. Warga masih bertahan di rumah masing-masing," kata Aji. Bencana tanah longsor di Kabupaten Karanganyar terjadi karena perubahan tata guna lahan di sekitar lereng Gunung Lawu. Daerah tangkapan air beralih menjadi perkebunan dan permukiman. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Jateng, Sujarwanto, Rabu (26/12), menyatakan, longsor di Karanganyar lebih karena faktor manusia. Dalam setahun terakhir, pengalihan fungsi lahan di Gunung Lawu cukup tinggi. Sedangkan mengenai vila dan hotel-hotel di objek wisata Tawangmangu, menurut Sujarwanto, izin prinsip pembangunannya dikeluarkan Pemkab Karanganyar. Dalam peta daerah rawan longsor yang dicatat Distamben Jateng, Karanganyar termasuk satu dari 27 daerah yang rawan longsor. Pihak Distamben Jateng juga telah mengundang 97 camat di Jateng untuk menginformasikan adanya 460 desa rawan longsor, sehingga mereka diminta waspada. Banjir di Solo Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo Kamis pagi ini sudah menyusut. Namun, di kawasan Solo Baru ketinggian air masih dua meter, sedangkan di Jebres dan Pasar Kliwon, antara satu hingga dua meter. Mengantisipasi banjir susulan, hampir 20.000 warga mengungsi ke tempat pengungsian yang disediakan Pemkot Solo. "Ada 14 posko pengungsian termasuk rumah dinas wali kota. Selain itu terdapat posko di masing-masing kelurahan yang terlanda banjir," ujar Subagyo dari bagian Humas Badan Informasi dan Komunikasi Pemkot Solo. Banjir kali ini, kata Subagyo, bukan karena tanggul Bengawan Solo jebol melainkan air meluap melewati tanggul. Luapan Sungai Bengawan Solo menyebabkan lalu lintas di Jalan Raya Solo-Sragen sempat terputus. Kemacetan panjang terlihat di jalur utama yang menghubungkan Solo-Surabaya itu sampai Kamis pagi. Selain Kota Solo, air juga merendam sebagian wilayah Kabupaten Sukoharjo. "Semalam saya begadang di atas genteng rumah bersama anak saya. Untung istri dan anak perempuan saya sedang di Solo," kata Samidi (52), warga Kampung Mojo, Desa Laban, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Menurut Samidi, bantuan perahu karet baru datang pada Kamis ini. "Saya bingung mau mengungsi ke mana karena belum ada kejelasan. Rumah pak luruh saja kelelep," kata Samidi yang mengaku belum mendapat bantuan logistik. Puncak Musim Hujan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia pada akhir Desember hingga Januari 2008 masih akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Karena itu, kewaspadaan terhadap bencana banjir dan longsor tetap harus ditingkatkan. Wilayah dengan intensitas hujan sedang hingga tinggi akan terjadi di kota besar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Maluku. [142/152/E-5] Post Date : 27 Desember 2007 |