Banjir Limboto, 200 Rumah Terendam

Sumber:Kompas - 05 Juni 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Makassar, Kompas - Hujan deras, Minggu (3/6) sore pukul 16.00 Wita, selama satu jam mengakibatkan banjir di Desa Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Luapan air Sungai Tinelo, urat nadi Desa Tenilo, merendam 200 rumah serta hasil bumi, seperti beras dan jagung.

Juru bicara Pemerintah Kabupaten Gorontalo, Azis Nurhamiddin, yang dihubungi di Limboto mengatakan, kemarin air telah surut. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter-1 meter. Sebanyak 36 rumah rusak parah, umumnya terdapat di bantaran Sungai Tenilo.

Warga mengungsi ke bangunan publik seperti di SD Negeri 1 Tenilo dan masjid. Beras 300 kilogram dan 600 kg jagung milik warga rusak.

Air sungai yang meluap diduga kiriman dari Limboto Barat yang dua minggu sebelumnya juga banjir. Desa Tenilo dikenal sebagai daerah langganan banjir.

Jumlah kerugian, menurut Azis, sedang dihitung. Saat ini pemerintah menyediakan dapur umum dan posko kesehatan. Azis menambahkan, Dinas Pekerjaan Umum juga siap membangun kembali tanggul.

Tahun ini, Pemkab Gorontalo menganggarkan dana pembangunan tanggul mulai dari Kelurahan Pone, Kecamatan Limboto Barat, hingga muara Danau Limboto, yang panjangnya 4 km dan tinggi 4 meter.

4 Warga meninggal

Sebanyak 4 orang meninggal akibat meluapnya Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Mei lalu. Dinas kesehatan mencatat korban adalah warga Kecamatan Kotabangun, Tenggarong, Muara Kaman, dan Sebulu.

Korban yang meninggal itu adalah seorang warga Kotabangun yang tewas karena kesetrum listrik, Rabu (23/5). Korban lain, seorang anak perempuan berusia empat tahun tenggelam di Sungai Mahakam, Tenggarong, Selasa (29/5).

Korban ketiga adalah bayi berusia delapan hari yang meninggal akibat perdarahan tali pusar, Selasa (29/5) di Muara Kaman. Yang terakhir, perempuan lanjut usia yang meninggal akibat serangan jantung, Kamis (31/5).

"Kami tidak dilapori nama korban," kata Kepala Seksi Pengamatan Penyakit Dinas Kesehatan Asmuni di Tenggarong. Anggaran pendapatan dan belanja daerah itu minimal Rp 3 triliun.

Dinas kesehatan mendata di Muara Kaman, Sebulu, dan Kotabangun sekitar 1.600 dari 11.500 pengungsi sakit. Sekitar 300 orang gatal-gatal, 280 orang menderita infeksi saluran pernapasan akut, serta ada yang terserang diare, darah tinggi, maag, batuk, dan pegal-pegal.

Hampir sebulan terakhir ini murid SD-SMA diliburkan karena sekolah kebanjiran atau dijadikan tempat pengungsian.

Ujian semester murid-murid di Muara Kaman, Kotabangun, dan Sebulu diundur hingga kemarin. Ujian dilaksanakan di tenda-tenda darurat. Soal-soal ujian terpaksa dicetak sederhana karena alat fotokopi rusak, dan hasilnya tidak jelas sehingga harus dibacakan guru. (DOE/BRO)



Post Date : 05 Juni 2007