Solo, Kompas - Hujan deras yang mengguyur selama beberapa hari menyebabkan Sungai Bengawan Solo dan anak-anak sungainya penuh, bahkan meluap di beberapa tempat.
Di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, banjir setidaknya merendam 500 rumah di Dusun Gonalan, Desa Bawak, Kecamatan Cawas. Banjir juga terjadi di Desa Talang, Kecamatan Bayat; dan Desa Planggu, Kecamatan Trucuk. Di Cawas, air setinggi 30-50 cm memenuhi pekarangan rumah, jalan raya, areal persawahan, dan lapangan.
”Rumah hanya becek, tetapi banjir merendam tanaman padi usia dua bulan. Kalau sampai besok tidak surut, tanaman bisa busuk. Padahal, yang terendam mencapai lima hektar,” kata Camat Cawas Priharsanto, Sabtu (15/5).
Banjir terjadi akibat luapan Sungai Dengkeng, anak Sungai Bengawan Solo.
Di Kota Solo, banjir terjadi di RT 3 RW 7 Kampung Sewu, Kecamatan Jebres. Sebanyak 35 rumah di bantaran Kali Pepe yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo terendam banjir.
Di Kabupaten Sukoharjo, banjir melanda Desa Gadingan, Desa Laban, dan Desa Tegalmade di Kecamatan Mojolaban, Desa Kadokan dan Telukan di Kecamatan Grogol, serta Desa Kepuh dan Desa Nguter di Kecamatan Nguter. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Samin, anak Sungai Bengawan Solo.
”Kami belum selesai mendata, paling tidak 2 rumah di Desa Gadingan, 14 rumah di Tegalmade, dan 1 rumah di Desa Laban terendam banjir,” kata Kepala Bidang Penyelamatan, Perlindungan, dan Ketenteraman Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Sukoharjo Aris Budi.
Di Kabupaten Wonogiri, ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Purwantoro dan Kismantoro ambles sedalam 1 meter sepanjang 7 meter. Kepala Badan Kesbangpol Linmas Kabupaten Wonogiri Gatot Gunawa mengatakan, pengemudi harus melewati jalan alternatif dengan jarak tempuh lebih jauh 10 kilometer.
Longsor
Terjadi longsor yang menimpa dua rumah di RT 1 RW 1 Desa Wonokarto, Kecamatan Wonogiri. Selain itu, tebing setinggi 25 meter di hutan pinus petak 37 di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu di Dusun Mejing, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, longsor menimpa tiga warga pencari rumput, Sabtu pagi. Seorang warga, Ny Seneng (60), meninggal seketika dan seorang lain, Ny Repi (65), luka-luka.
Ny Kuwat (55), warga yang selamat dari musibah, mengatakan, mereka bertiga yang merupakan kakak beradik ini berangkat mencari rumput sekitar pukul 08.00. Hutan yang dituju berjarak sekitar 500 meter dari permukiman penduduk.
Saat memotong rumput, Ny Kuwat melihat sebagian tanah bergerak turun. Dia pun berteriak memperingatkan dua kakaknya untuk segera menjauhi tebing. ”Semua berjalan cepat. Setelah saya berteriak, tebing langsung longsor dan menimbun dua kakak saya,” katanya.
Menurut Sekretaris Desa Banyusidi Waluyo, longsornya tebing dipicu hujan deras yang turun sejak Jumat (14/5) hingga Sabtu pagi.
Menurut Waluyo, hujan deras juga menyebabkan separuh jalan yang menghubungkan Dusun Sigelang, Desa Banyusidi, dengan Desa Surodadi, Kecamatan Candimulyo, ambrol. Selain itu, tiga akses jalan antardusun di Desa Banyusidi terputus karena tertutup longsor sepanjang 10-15 meter. (EKI/EGI)
Post Date : 16 Mei 2010
|