|
Medan, Kompas - Hujan deras yang mengguyur sebagian Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi mengakibatkan banjir dan longsor. Di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, tiga orang tewas tertimbun material longsoran. Sementara itu, korban tewas akibat longsor di Morowali, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 31 orang. Sekitar 30 orang lainnya masih dalam pencarian. Sebaliknya, di Pulau Jawa masyarakat makin kesulitan air bersih akibat mengeringnya sumber-sumber air. Para petani juga makin sulit mendapatkan air irigasi. Bahkan tak jarang mereka berebut air akibat pasokan dari waduk berkurang. Pemantauan Kompas, Selasa (24/7) di Sumatera, menunjukkan banjir dan longsor terjadi di sejumlah daerah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jambi. Sekurang-kurangnya 1.500 keluarga di Pasaman Barat dan Agam (Sumbar) serta Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, dan Nias (Sumut) terpaksa mengungsi. Di Sumbar, banjir merendam ratusan rumah dengan ketinggian 0,5-1,5 meter. Kepala Bagian Humas Kabupaten Pasaman Barat Edi Gusti menyatakan, banjir menerjang pada Senin pagi. Banjir juga menyebabkan lalu lintas dari ibu kota Kabupaten Pasaman Barat, Simpang Ampek, ke sejumlah wilayah lumpuh karena ketinggian air di jalan mencapai 2-3 meter. Di Sumut, banjir melanda Kabupaten Nias, Mandailing Natal, dan Tapanuli Selatan. Selain banjir, hujan deras juga menyebabkan terjadinya longsor di Desa Malombo, Kecamatan Siais, Tapanuli Selatan. Tiga orang dalam satu keluarga tewas tertimbun material longsoran. Mereka adalah Burhan Ritonga (40), Jernawat (35), dan Nurlina Ritonga (5). Seorang anggota keluarga itu, Parlindungan Ritonga (10), luka berat. Di Jambi, jalan lintas timur (jalintim) yang sedang diperbaiki longsor akibat terus diguyur hujan. Longsor di beberapa titik, sepanjang 10 km, menyebabkan ruas jalintim lumpuh total. Sejumlah sopir truk mengaku rugi karena harus antre berhari-hari. Di Kalimantan Barat, banjir melanda Kota Singkawang. Hujan yang terus mengguyur, ditambah laut pasang, menyebabkan Sungai Sedau meluap. Sebanyak 1.532 warga mengungsi, sementara 347 rumah dan sekitar 40 hektar sawah terendam. Upaya pencarian korban banjir dan longsor di Morowali kembali menemukan 23 korban meninggal. Dengan demikian, sudah 31 korban ditemukan, sementara sekitar 30 lainnya masih dicari. Di Jawa, kekeringan dilaporkan meluas, khususnya di Jawa bagian selatan, seperti Cilacap dan Banyumas. Meski demikian, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyatakan hanya Waduk Kedungombo dan Gajah Mungkur yang perlu diwaspadai. Cadangan air di waduk lain masih aman.(WHY/NDY/MHD/ITA/REI/MDN/AHA/MKN/SUP/ONI/APA/ACI/LKT/RYO) Post Date : 25 Juli 2007 |