Banjir Landa Tiga Kabupaten di NAD

Sumber:Suara Pembaruan - 13 Desember 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BANJIR LAGI - Hujan deras dan meluapnya Kali Tipar di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, menimbulkan banjir lagi. Bulan Oktober lalu banjir melanda Cilacap bagian barat, kali ini menggenangi wilayah Cilacap bagian timur seperti Kroya, Sikampuh, Nusawungu, Maos, dan Adipala. Hampir semua pesawahan di wilayah tersebut tergenang. Begitu pula ruas-ruas jalan di desa seperti tampak pada gambar. Foto dibuat Senin (12/12) pagi.

BANDA ACEH - Akibat hujan yang melanda Provinsi NAD dalam sepekan terakhir menyebabkan tiga Kabupaten di Aceh dilanda banjir. Ketiga Kabupaten itu adalah Pidie, Bireuen dan Kabupaten Aceh Tamieng. Kini ribuan warga kembali hidup ditenda pengungsi.

Pantauan Pembaruan sepanjang Minggu hingga Selasa (13/12) pagi banjir terparah melanda Kabupaten Bireuen. Di daerah itu sembilan kecamatan tergenang air antara 1 hingga 2 meter, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa.

Sembilan Kecamatan yang mengalami genangan air terparah dalam wilayah Kabupaten Bireuen, Kecamatan Peudada, Plimbang, Pandrah, Jeunieb, Simpang Mamplam dan Samalanga, sementara tiga Kecamatan lain yaitu Kecamatan Makmur, Gandapura dan Kutablang ketigian air hanya sekitar 30 cm meter dan mengenangi rumah warga serta ribuan hektare areal persawahan dan lahan pertanian milik penduduk.

Kerusakan paling besar dari banjir itu terjadi di Kecamatan Peudada, Plimbang Jeunib, Samalanga dan Pandrah.

Sebab di lokasi tersebut ada puluhan rumah warga hancur rata dengan tanah, ribuan ekor ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan unggas ikut dibawa arus begitu juga dengan tambak produktif milik warga yang mulai mendekati masa panen juga hancur dihantam banjir.

Paling Parah

Sebagian dari pengungsi korban banjir di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Selasa (13/12) pagi sudah kembali ke rumah masing-masing. Sementara warga korban yang rumahnya ambruk hingga kini masih bertahan di tenda dan meunasah (balai desa).

Demikian dikatakan Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Bireuen, AKBP Yanto Tarah kepada Pembaruan, Selasa (13/12) siang.

Dikatakan ada tiga desa yang paling parah terkena dampak banjir di Kecamatan Peudada yakni Desa Garot, Ara Bungo, dan Desa Kubu kini masih terendam. Sedangkan puluhan desa lain yang juga terkena banjir tidak ada kerusakan, sehingga banyak warga yang sudah kembali membersihkan rumah masing-masing.

Sehari sebelumnya Satkorlak Bireuen yang dipimpin Wakil Bupati Amiruddin Idris menyebutkan jumlah warga yang mengungsi sekitar 4.000 jiwa lebih akibat ketinggian air mencapai dua meter.

Dikatakan, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Krueng, Peudada, di Kecamatan Peudada, Bireuen. Dampak dari banjir menyebabkan arus trasportasi darat, Senin (12/12), sempat lumpuh selama delapan jam.

Menyusul bencana banjir satkorlak setempat telah menyalurkan bantuan makanan dan obat-obatan.

Meluap

Sementara di Kuala Simpang Aceh Taming juga terjadi banjir akibat meluapnya air sungai, sehingga banyak pemukiman penduduk tergenang air hingga satu meter. Banjir terjadi di Kecamatan Kota Kualasimpang, Kejuruan Muda, Bendahara dan Karang Baru.

"Ribuan warga yang berdomisili di daerah aliran sungai (DAS) Tamiang merasa cemas karena air terus meluap sampai berita ini diturunkan. Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Bendahara terutama Desa Teluk Halban, Teluk Kemiri, Teluk Kepayang dan Ranto Pakam," ujar Kapolres Aceh Taming AKBP Safril Antoni.

Sementara itu, Banjir juga melanda Surabaya, Denpasar Bali dan Pacitan Jawa Timur. (147/080/070/137)Pembaruan/WAHYU MANDOKO

Post Date : 13 Desember 2005