|
PASURUAN - Ratusan jiwa penduduk yang tinggal di kawasan Rejoso-Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), sudah sepekan terakhir tinggal di rumah-rumah yang digenangi air. Kini mulai terserang diare dan gatal-gatal. Puskesmas Keliling (Puskel) yang sengaja siaga di Ngopak, Senin (14/2) kemarin, sudah melayani sekitar 167 orang yang terkena diare dan gatal-gatal. Sedangkan untuk hari kedua, Selasa (15/2) pagi sudah ada 87 orang meminta obat-obatan yang sama. Jumlah tersebut belum termasuk anak-anak usia sekolah yang berobat ke puskesmas-puskesmas terdekat. Bupati Pasuruan, Jubakir Aldjufri mengatakan telah memerintahkan Puskesmas untuk buka pelayanan selama 24 jam agar memberikan layanan pengobatan kepada warga yang terkena penyakit akibat banjir selama sepekan terakhir ini. Sesuai arahan Gubernur Jatim H Imam Utomo, Senin (14/2), masalah dapur umum dan tempat pengungsian mesti mendapat prioritas penanganan. Gubernur dalam kunjungan kerjanya l ke Pasuruan memberikan bantuan berupa lima ton beras, dan uang tunai Rp 50 juta bagi penanganan korban bencana banjir di Rejoso - Grati. Gubernur berharap agar anak-anak sekolah yang sekolahnya tergenang banjir memperoleh prioritas penanganan. Ia juga ikut prihatin karena luapan banjir di daerah pemukiman itu juga merendam beberapa SDN, di antaranya SDN Sambirejo, Rejoso dengan ketinggian air 15 cm. Para siswa dan guru yang tetap bertahan di kelas yang digenangi banjir sudah mulai risih karena serangan penyakit gatal-gatal. Gagal Panen Laporan sementara dari Dinas Pertanian Pemkab Pasuruan diperoleh data, tidak kurang dari 1.012 hektar lahan pertanian padi di kawasan itu dipastikan gagal panen. Karena hancur membusuk mengingat sudah terendam banjir selama sepekan. "Kita belum mendata keseluruhan kerugian material penduduk, kecuali prediksi hasil panenan dan kerusakan lahan pertanian yang diperkirakan mencapai Rp 1,5 miliar. Kita tidak tahu kerugian material milik penduduk berupa harta benda yang rusak akibat terendam air," ujar Wabup Pasuruan. Sementara itu, genangan air di sejumlah di Kecamatan Grati dan Rejoso Kabupaten Pasuruan, hingga Selasa sudah mulai surut. Namun demikian Ketinggian air di areal persawahan masih sekitar 15 cm. Sementara di lingkungan perumahan, warga kembali melakukan kegiatan membersihkan air dan lumpur di rumahnya masing-masing. Sekalipun demikian sebagian besar warga masih ada yang bertahan di tenda-tenda darurat yang berada di jalan yang letaknya lebih tinggi, karena khawatir hujan akan turun lagi pada Selasa siang, seperti terjadi sepekan terakhir. Banjir di wilayahnya ini merendam sedikitnya 2.235 rumah warga, 409 hektare sawah di kedua kecamatan itu, serta 500 hektar sawah lainnya di Desa-desa Gempol, Beji, Kraton dan Lekok . Akibat banjir ini, dua daerah yakni Grati dan Rejoso menderita kerugian baik material maupun jiwa. Seperti diketahui, Sudarmo, 54 karyawan PG Kedawung tewas tersengat aliran listrik. Sementara, kerugian material tercatat cukup besar. Dari 2.235 rumah, di dua desa yakni Kedawung Kulon dan Wetan Kecamatan Grati sebanyak 990 rumah tergenang. Selain itu, juga ada empat lembaga pendidikan yakni SDN Kedawung Kulon III dan TK Pertiwi terpaksa meliburkan siswanya hingga kini. Menurut kepala Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ihwan, akibat banjir ini sebanyak 800 sawah tergenang. (029/070) Post Date : 15 Februari 2005 |