TERNATE - Banjir melanda Kota Wade di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, sejak Ahad lalu. Rumah sakit umum daerah terendam hingga ketinggian satu meter. "Termasuk juga melanda kediaman saya dan Bupati," kata Wakil Bupati Halmahera Tengah Gawi Abbas saat dihubungi kemarin.
Menurut Gawi, banjir terjadi karena tingginya curah hujan selama tiga hari terakhir di wilayah tersebut. Selain itu, banjir melanda Kecamatan Weda Tengah dan Weda Selatan. Bahkan dua wilayah ini merupakan yang terparah, dengan banjir yang mencapai 2 meter, dan semua warga mengungsi. "Karena itu, dari catatan pemerintah, setidaknya ada kurang-lebih 559 rumah warga dan puluhan kantor pemerintah serta rumah sakit dan polres terendam banjir," ujar Gawi.
Menurut Sahbudin, tokoh pemuda di Kota Weda, banjir ini merupakan yang terparah selama 30 tahun terakhir. "Banjir kali ini yang paling besar. Hampir semua warga mengungsi ke kantor bupati," ujarnya.
Akibat banjir, kata Sahbudin, dua rumah warga dan delapan kantor pemerintah mengalami kerusakan cukup parah. Selain itu, ratusan peralatan elektronik milik warga tak lagi bisa dipergunakan. "Maka tak aneh jika banyak warga yang mengalami trauma dengan banjir ini," katanya.
Namun, hingga berita ini diturunkan, banjir sudah berangsur surut. "Tapi di Kecamatan Weda Selatan air masih menggenangi rumah warga. Itu karena wilayah tersebut jauh dari laut, sedangkan Kota Weda dekat dengan laut," ucap Sahbudin.
Banjir ini ikut melumpuhkan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Weda. Setidaknya puluhan pasien terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih tinggi. Menurut Gawi, banjir merendam seluruh ruangan dan alat kesehatan.
"Alat medis yang belum terpakai, seperti alat roentgen, pun tidak bisa lagi dipergunakan," kata Gawi. Menurut dia, terganggunya aktivitas di Rumah Sakit Kota Weda dipastikan akan berlangsung selama sepekan. Hal ini terjadi karena petugas rumah sakit masih akan membersihkan sisa banjir. "Ada kemungkinan minggu depan aktivitas sudah akan kembali normal. Tapi sekarang semua petugas masih membersihkan sisa banjir," ujarnya.
Meski begitu, kata Gawi, Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah tetap menyiagakan tenaga medis, seperti dokter dan perawat, untuk masyarakat. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi jika masyarakat membutuhkan.l BUDHY NURGIANTO
Post Date : 20 September 2011
|