|
JAMBI - Banjir melanda Kota Jambi sehingga sebanyak 29 sekolah dasar (SD) di Kota Jambi terpaksa meliburkan ribuan muridnya akibat gedung sekolah terendam air Sungai Batanghari. Sementara itu dari Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), Kamis (7/4) dilaporkan Sungai Bengawan Solo meluap dan merendam 71 desa. Ribuan hektare tanaman petani hancur. Menurut Wakil Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Dinkas) Kota Jambi, Drs Bachtaruddin, kepada Pembaruan, Kamis (74) pagi, mengatakan, berdasarkan pendataan dan laporan yang diterima, SD yang meliburkan murid-muridnya itu, SD Negeri 142 dan SD Negeri 68 Kelurahan Legok, SD Negeri 162 dan SD Negeri 83 Kecamatan Jambi Timur, sembilan SD di Kecamatan Pelayangan dan lima SD di Kecamatan Danau Teluk. Sebagian sekolah hanya meliburkan murid kelas I dan II, sebagian lagi meliburkan seluruh murid dan sebagian menumpang belajar di gedung SD yang tidak terendam. Dikatakan, jumlah gedung sekolah di kota itu yang terendam mencapai 29 unit. Sebanyak 25 unit gedung SD, satu Taman Kanak-kanak (TK), dua SMP dan satu SMA. Jumlah sekolah yang terendam saat banjir kali ini lebih sedikit dibandingkan banjir akhir tahun lalu. Jumlah gedung sekolah yang terendam banjir di kota itu tahun lalu sebanyak 48 unit, 42 gedung SD, dua TK, tiga SMP dan satu SMA. Menurut Bachtaruddin, guna mencegah jatuhnya korban jiwa akibat banjir yang merendam sekolah-sekolah di kota itu, pihaknya sudah menginstruksikan agar guru-guru di sekolah yang terendam tidak memaksakan kegiatan belajar-mengajar. Sekolah-sekolah dasar diminta segera meliburkan murid jika banjir sudah menggenangi lantai sekolah. Pantauan Pembaruan di SDN 83 Kelurahan Sijenjang, murid-murid kelas I - V sudah diliburkan sejak Senin (4/4). Sedangkan murid kelas VI masih melaksanakan ujian pra-ujian akhir sekolah hingga Kamis (7/4). Murid-murdi SD tersebut mengadakan ujian pra-UAS dalam ruangan kelas yang terendam banjir hingga ketinggian 20 Cm. Sementara itu luapan Sungai Batanghari masih tetap berada di atas 13,87 meter atau batas Siaga I. Ketinggian luapan sungai itu yang tercatat pada alat pengukuran ketinggian permukaan Sungai Batanghari, Kamis (7/4), mencapai 13,98 meter. 71 Desa TerendamSementara itu, luapan air Bengawan Solo akibat hujan deras selama lebih dari tujuh jam menggenangi sekitar 71 desa yang tersebar di 15 kecamatan yang terletak di bantaran Kali Bengawan Solo, Rabu (6/4). Desa-desa itu tersebar di kecamatan Purwosari, Kalitidu, Trucuk, Kecamatan Kota Bojonegoro, Balen, Kapas, Kanor, Baureno, Dandder, Margomulyo, Ngraho dan Kasiman. Ratusan hektar lahan pertanian yang siap panen terendam air sekitar 30 cm. Kendatipun tergenang air, tidak menimbulkan kerugian bagi petani, karena sawah-sawah mereka sudah selesai panen akhir Maret lalu. Para petani yang belum sempat panen mengkhawatirkan, harga gabah akan semakin anjlok karena kualitas gabah menurun. Mereka harus memanen paksa padi guna menghindari terjadinya kerugian lebih besar akibat membusuknya butiran padi jika sawah tergenang air dalam waktu dua sampai tiga hari. Koordinator Posko Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Posko PBP) Bojonegoro, Pudjiono mengatakan, bahwa banjir disebabkan hujan deras di wilayah Madiun dan sekitarnya disamping di wilayah Bojonegoro, sehingga air dari daerah hulu masuk ke Sungai Bengawan Solo. Dikatakannya, pihak Pemkab Bojonegoro sudah menyiapkan bantuan bahan pangan untuk diberikan kepada para pengungsi yang saat ini berada di daerah-daerah yang tidak kebanjiran.''Banjir sekarang ini sangat besar tetapi justru datang pada saat menjelang akhir musim penghujan,'' katanya. (029/141) Post Date : 07 April 2005 |