|
BANJIR kembali mengepung Jakarta akibat curah hujan sangat tinggi, khususnya di kawasan Bogor dan sekitarnya. Sejumlah wilayah ibukota terendam, kemacetan terjadi di mana-mana. Ketinggian air bervariasi mulai dari beberapa sentimeter hingga dua meter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan, jumlah pengungsi mencapai lebih dari 6 ribu jiwa. Jumlah pengungsi terbanyak di Kelurahan Durikosambi sebanyak 2.645 orang, Kelurahan Rawabuaya 2.102 orang, Kelurahan Bidaracina 214 orang, Kelurahan Cawang 90 orang, Kelurahan Cililitan 604 orang. Kepala BPBD DKI Jakarta, Arfan Arkili menyatakan satu korban jiwa bernama Angga (13 tahun) akibat terseret arus Kali Sekretaris, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat. Luapan kali Mookervart menyebabkan air menggenangi jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, setinggi paha orang dewasa, Selasa (15/1). Lalu lintas Jakarta-Tangerang, sebaliknya, kacau. Puluhan penumpang bus TransJakarta terlantar. Air banjir mengenangi Jalan Daan Mogot setinggi satu meter sejak Selasa (15/1) dini hari. "Banyak penumpang TransJakarta tidak bisa terangkut. Bus tidak dapat bergerak karena banjir. Situasi lalu lintas kacau," kata petugas Trans Jakarta Koridor III Dispenda, Fajar Nugroho kepada Jurnal Nasional. Penumpang busway terlantar di Koridor III Dispenda. Shelter busway Koridor III Rawa Buaya, disesaki puluhan penumpang bus TransJakarta. Mereka menunggu dengan gelisah. "Lima jam sudah saya menunggu, tapi busway tidak datang juga. Saya telat wawancara pekerjaan gara-gara banjir di Jalan Daan Mogot," kata Dini Santika, calon penumpang busway di halte Rawa Buaya. Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta menyiagakan 200 orang relawan untuk membantu warga menghadapi banjir. "Sejak hujan turun pada 01.00 WIB, PMI DKI Jakarta segera menyiagakan relawan di PMI Kabupaten dan Kota di titik rawan banjir untuk membantu warga yang mengungsi," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI, Arifin Muh Hadi, Selasa. Ia mengatakan PMI Jakarta Barat mendirikan tenda pengungsian serta menyiapkan dapur umum bagi 1.300 orang di Kelurahan Rawa Buaya. PMI Kota Jakarta Pusat menyiagakan 40 orang relawan dan menugaskan 12 personel dan mendirikan Posko Dapur Umum di Kecamatan Petamburan. PMI Kota Jakarta Selatan membuka pelayanan kesehatan, dapur umum, di wilayah Kecamatan Cilandak, Tebet, Pancoran, Pasar Minggu dan Bukit Duri. Sedangkan PMI Jakarta Timur menyiagakan 40 relawan untuk menyiapkan makan malam sebanyak 2.000 porsi bagi pengungsi di wilayah Kelurahan Kampung Melayu, Cawang dan Bidara Cina. PMI DKI Jakarta juga sudah menyiapkan 10 perahu karet yang tersebar di lima PMI Kota untuk antisipasi banjir susulan akibat curah hujan yang tinggi di wilayah-wilayah rawan banjir untuk membantu evakuasi warga. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku telah berkordinasi dengan pemerintah di tingkat kotamadya untuk menghadapi banjir. Tapi dia belum sanggup menyingkirkan banjir dari Jakarta. "Saya baru menjabat, jangan harap bisa menghilangkan semua, tidak semudah itulah," kata Jokowi, Selasa (15/1). Untuk mencegah banjir, pihaknya fokus melaksanakan normalisasi dan pengerukan sungai. "Kami akan berusaha mempercepat normalisasi kali yang melintasi ibukota, semuanya dipercepat," kata Jokowi. Pemprov DKI, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp450 miliar khusus untuk pembebasan lahan bagi normalisasi kali-kali besar di Ibu Kota, yaitu normalisasi Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Sunter yang diyakini dapat mengurangi 10 titik banjir. Selain itu, melalui kanal banjir, dari 78 lokasi rawan banjir dapat terkurangi sebanyak 16 lokasi rawan banjir. Sehingga sisanya tinggal 62 lokasi rawan banjir yang secara bertahap akan ditangani Pemprov DKI. Tiap tahunnya, Jokowi menargetkan untuk mengurangi 8-12 titik rawan banjir. Selain itu, ia juga mengharapkan adanya partisipasi warga untuk dapat menumbuhkan kesadaran diri berbudaya hidup bersih sehingga daerah rumahnya pun tidak terkena banjir. "Nanti Wali Kota bisa menggerakan masyarakatnya untuk perbaikan drainase, selokan dan lain-lain. Semuanya memang pengen kita gerakkan, begitu APBD diketok, ya jalan," kata Jokowi. Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin memperkirakan cuaca akan kembali normal hingga akhir Januari 2013. "Cuaca diperkirakan akan kembali normal, setelah sepekan terakhir terjadi cuaca yang cukup ekstrem seperti angin kencang dan hujan lebat," katanya. Penurunan intensitas angin kencang tersebut, disebabkan menurunnya suhu permukaan laut di wilayah Indonesia sehingga mengakibatkan atmosfer yang digerakkan oleh permukaan air laut tersebut cenderung melemah. Parameter Madden Julian Oscillation (MJO) yang terkait dengan aktivitas pembentukan awan juga melemah dan tertekan, sehingga awan cenderung berkurang. Daerah bertekanan rendah yang memicu pembentukan badai juga cenderung berkurang. "Daerah bertekanan rendah sangat terkait dengan peningkatan suhu permukaan laut di sekitar Indonesia, sehingga dengan menurunnya suhu permukaan laut, potensi pembentukan daerah tekanan rendah juga berkurang," katanya. Fauzan Hilal/Sabaruddin/Ant Post Date : 16 Januari 2013 |