|
GORONTALO (MI): Banjir yang melanda Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, kemarin, makin parah. Satu rumah hanyut dan satu jembatan ambruk karena terbawa arus. Banjir di wilayah itu terjadi akibat hujan deras sehingga Sungai Bogo-Bogo meluap. Banjir kini juga menggenangi Desa Bulontio Barat dan Bulontio Timur di Kecamatan Sumalata, termasuk kantor Camat Sumalata, dengan ketinggian air antara 2 hingga 3 meter. Sebelumnya banjir menggenangi sembilan desa di Kecamatan Tolinggula sejak Jumat (25/1). Kesembilan desa tersebut adalah Tolinggula Ulu, Tolinggula Tengah, Tolinggula Pantai, Limbato, Potanga, Molangga, Biau, Windu, dan Desa Didingga. Selain menimbulkan banjir, hujan juga menyebabkan longsor pada 13 titik. Sebagian warga yang rumahnya terendam, sejak Sabtu (26/1) mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. Menurut Kepala Bidang Sosial Gorontalo Utara Hendrik, di Kecamatan Tolinggula hingga kemarin tercatat 654 keluarga yang mengungsi. Sedangkan di Kecamatan Sumalata, jumlah pengungsi belum terdata karena petugas masih sibuk mengevakuasi warga dari lokasi banjir. ''Kami sudah menyalurkan bantuan berupa mi instan, beras, dan keperluan lainnya,'' katanya. Jarak Kecamatan Sumalata dan Tolinggula sekitar empat jam perjalanan darat dari ibu kota Kabupaten Gorontalo Utara atau sekitar tujuh jam dari Kota Gorontalo. Jauhnya lokasi dan banyaknya akses yang tertutup banjir mengakibatkan upaya penanggulangan terhambat. Pada Desember lalu, wilayah Tolinggula juga sempat diterjang banjir yang mengakibatkan dua desa terendam. Belum surut Sebanyak empat desa di Kecamatan Tojo Barat, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, hingga kemarin juga masih dilanda banjir, yaitu Desa Mawomba, Malari, Tayawa, dan Lemoro. Bencana di daerah itu juga memaksa ratusan warga mengungsi. Sejumlah warga mengaku terkejut atas bencana yang melanda wilayah tempat tinggal mereka karena sebelumnya banjir tidak pernah separah seperti sekarang. Banjir di empat desa terjadi sejak Sabtu akibat hujan deras dan meluapnya Sungai Mawomba. Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Tojo Barat Salim mengatakan warga yang rumahnya terendam banjir saat ini memilih mengungsi ke rumah-rumah penduduk yang tidak terkena banjir. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, sejak banjir melanda sedikitnya 10 rumah di Desa Mawomba hanyut terbawa arus. Dari Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), dilaporkan, pemerintah Jepang dipastikan akan memberikan bantuan lunak kepada pemerintah Indonesia untuk perbaikan tanggul Bengawan Solo. Menurut Koordinator Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro, Moeljono, tanggul yang akan diperbaiki dengan dana tersebut antara lain berada di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, hingga Kabupaten Ngawi. Perbaikan menurut rencana dimulai pada 2009. Proyek penguatan tanggul Bengawan Solo atau yang dikenal Lower Solo River Improvment Project (LARAP) tahap II ini merupakan program lanjutan. Akibat proyek itu, dipastikan ribuan rumah di sepanjang daerah aliran Bengawan Solo bakal direlokasi. ''Ini adalah program dari Balai Besar Pusat dan sudah disurvei,'' kata Moeljono. Di sisi lain, tingkat kerusakan akibat abrasi di Pulau Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, saat ini sangat mengkhawatirkan. Di beberapa bagian pulau tersebut, pantai tergerus air laut hingga mengancam perumahan penduduk. (M-UB/YK/MG/Ant/N-1) Post Date : 28 Januari 2008 |