Banjir Landa DAS Batang Toru

Sumber:Kompas - 23 November 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Parapat, Kompas - Sejak tahun 1970-an banjir selalu melanda desa dan dusun-dusun di tepian Danau Siasis, danau kedua terbesar di Sumut, dan Daerah Aliran Sungai Batang Toru, Tapanuli Selatan.

Saat Tim Lintas Timur-Barat Kompas mencapai Desa Rani Ate (atau biasa disebut Rianiate) di tepi Danau Siasis, Tapanuli Selatan, Senin (21/11), sekitar separuh dari seluruh rumah di desa berpenghuni 250 keluarga itu tergenang luapan air danau hingga satu meter. Karena terbiasa, anak-anak desa gembira bermain air, berenang, berperahu, bahkan bersepeda di tengah banjir.

Pernah satu desa semua banjir. Kira-kira tahun 2000-an sehingga seluruh warga mengungsi ke gunung, ujar Amir Hasan Lubis (55), salah satu tokoh Desa Rani Ate.

Menurut Amir Alam Nasution, banjir pada tahun 1970-an terjadi seiring dengan maraknya pembabatan hutan di sekitar Danau Siais dan Sungai Batang Toru. Hingga kini sebuah perusahaan swasta masih terus mengambil kayu di sekitar jalan lintas pantai barat.

Sepanjang perjalanan, tim tidak menjumpai burung yang biasanya banyak terdapat di tepian danau. Satu-satunya hewan liar yang Kompas temui hanya seekor monyet (Macaca fascicularis).

Kondisi ini lebih parah ditemui di Dusun Muara Pardumuan di tepi Sungai Batang Toru. Dusun itu bisa dicapai dua jam berperahu ke arah hulu dari Rani Ate. Selain menggenangi permukiman, air juga merendam sawah.

Salah seorang warga, Muhammad Sail Siregar (47), menuturkan, tahun ini dusunnya telah tiga kali terkena banjir akibat luapan sungai.

Bulan delapan kira-kira satu mingguan. Lalu bulan sembilan-sepuluh, banjirnya naik-turun dan kali ini lah. Air naik sejak Minggu (20/11) lalu, katanya.

Tanaman padi hutanvarietas lokalberumur lima bulan yang mereka garap tidak pernah bisa maksimal dipanen. Selain itu, sarana transportasi darat amat minim karena jalan berubah menjadi kubangan lumpur.

Desa Rani Ate hanya bisa dicapai menggunakan perahu motor sekitar 1,5 jam dari Desa Bandar Tarutung, dekat perkebunan PTPN III Gunung Hapesung. Jalan darat di musim hujan berubah menjadi kubangan lumpur sehingga mobil tim terjebak dan tidak bisa terus.

(AIK/NAL/YNS)

Post Date : 23 November 2005