Banjir Landa Cirebon

Sumber:Kompas - 20 Januari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Cirebon, Kompas - Banjir melanda empat desa di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sejak Jumat (18/1) malam. Akibatnya, sekitar 5.000 rumah terendam air dan 900 keluarga dievakuasi serta diungsikan di tempat- tempat umum yang aman seperti masjid.

Empat desa yang dilanda banjir adalah Desa Wanakaya, Astana, dan Kalisapu di Kecamatan Gunungjati, serta Desa Grogol di Kecamatan Kapetakan. Ketinggian air rata-rata sepinggang, bahkan sempat mencapai dada orang dewasa.

Menurut warga, banjir mulai datang pada Jumat sekitar pukul 20.00, sebelumnya hujan deras melanda Cirebon. Namun, setelah hujan mereda, air tak juga surut, bahkan bertambah karena pintu air Sungai Bondet yang dekat dengan empat desa itu jebol akibat tak mampu menahan kiriman air dari hulu.

Menurut Komandan Stasion TNI Angkatan Laut Cirebon Letkol Laut (P) Denih Hendrata, empat desa tersebut berada di posisi lebih rendah dari daerah sekitar. Selain itu, dua sungai yang mengalir di antara empat desa itu, yakni Sungai Bondet dan Sungai Condong, tidak mampu menampung air sehingga air meluber ke empat desa tersebut.

Banjir kian bertambah karena air laut yang hanya berjarak 500 meter dari batas desa mengalami puncak pasang pada Sabtu dini hari. Kenaikan air pasang diperkirakan mencapai satu meter.

Desa yang paling parah terkena banjir adalah Wanakaya. Kantor kelurahan pun dibanjiri air.

Hingga Sabtu siang evakuasi warga masih terus dilakukan. Warga berusia lanjut yang terjebak di dalam rumah dievakuasi dengan perahu karet yang disediakan oleh Badan SAR (Search and Rescue) Nasional dan Stasion Angkatan Laut Cirebon. Sementara warga yang lain sibuk menyelamatkan barang dan ternak mereka, di antaranya televisi, kulkas, dan kambing.

Meskipun rumah mereka kebanjiran, tidak semua warga mau dievakuasi. Dede (65), warga Wanakaya, misalnya, memilih tinggal di rumahnya yang sudah dipenuhi air karena ingin menjaga barang-barangnya.

Ada pula warga yang masih melakukan kegiatan sehari-hari di tengah banjir, seperti menjemur baju dan memasak dengan kompor di atas meja. Terpaksa beli air dalam galon karena tak bisa lagi dapat air bersih, kata Warsini, warga Wanakaya.

Warsini mengakui banjir kali ini lebih besar dari biasanya. Tahun lalu banjir tidak sampai setinggi lutut. Namun, saat ini air di kompleksnya sudah mencapai pinggang.

Bupati Cirebon Dedi Supardi saat meninjau banjir menyatakan, pemerintah kabupaten telah membuat pos komando (posko), dapur umum, empat pos kesehatan, dan dua tenda pengungsian.

Pos didirikan di salah satu sisi jalan pantura karena posisinya lebih aman dari banjir dan mudah dijangkau. Jalur pantura di daerah Gunungjati pun hanya difungsikan satu lajur sehingga jalur tersebut lebih padat dari biasanya.

Empat posko kesehatan yang didirikan di empat desa pun dipenuhi warga. Warga mulai mengeluh gatal-gatal setelah semalaman berada di air, kata Rini Sechan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.

Jumlah tim kesehatan yang diterjunkan dalam musibah banjir tersebut mencapai 100 orang, terdiri atas dokter dan petugas medis lain. Selain itu, delapan mobil ambulans pun disiapkan di posko. (NIT)



Post Date : 20 Januari 2008