Banjir Landa 5 Kabupaten

Sumber:Media Indonesia - 31 Oktober 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PEKANBARU (Media): Intensitas hujan yang terus meningkat di Riau dua pekan terakhir membuat sejumlah sungai besar di provinsi itu meluap dan menimbulkan banjir di lima kabupaten/kota.

Kelima kabupaten/kota yang sebagian wilayahnya hingga kini masih terendam banjir yakni Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Pelalawan, dan Kota Pekanbaru.

Informasi yang berhasil dikumpulkan Media Indonesia, kemarin, banjir di Kabupaten Rokan Hulu sejak dua pekan lalu masih merendam enam desa di Kecamatan Bonai Darussalam. Keenam desa yang rumah penduduknya rata-rata berbentuk panggung itu adalah Desa Bonai, Teluk Sono, Sontang, Kasang Padang, Kasang Mungkal, dan Desa Pauh.

Jumlah rumah penduduk yang tergenang banjir diperkirakan mencapai 1.000 unit. Tetapi ketinggian air di Desa Kasang Mungkal dan Desa Pauh mulai surut dari sebelumnya 1 meter menjadi 50 sentimeter (cm). Banjir di daerah itu akibat Sungai Rokan meluap.

''Banjir terjadi sejak dua pekan lalu dan belum seluruhnya surut. Sebanyak 2.797 keluarga terancam rawan pangan,'' kata Camat Bonai Darussalam Herman Lopi, kemarin.

Menurutnya, banjir juga mengakibatkan aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah dan pelayanan di perkantoran diliburkan karena bangunan dan jalan menuju lokasi terendam.

Di Kabupaten Rokan Hilir, tepatnya di Kepenghuluan Mukti Jaya, Kecamatan Rimba Melintang, banjir memaksa 300 keluarga mengungsi karena rumah mereka terendam. Selain itu, 800 hektare (ha) tanaman pertanian juga rusak parah, sehingga ratusan ton gabah terpaksa dijual lebih dini oleh para petani.

Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Siak. Di Kabupaten itu sedikitnya 463 rumah di Desa Tualang dan Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, terendam lebih dari 1 meter akibat luapan Sungai Siak. Warga terpaksa membangun tenda-tenda darurat di pinggir jalan kedua Desa itu.

''Air sudah menggenangi lantai rumah. Terpaksa tenda didirikan agar kita dapat leluasa memasak air dan makanan,'' kata Murni, 39, warga Desa Tualang yang rumahnya terkena banjir sejak Senin (29/10).

Banjir setinggi 20 cm sampai 50 cm juga melanda Kelurahan Langgam, Kabupaten Pelalawan, akibat luapan Sungai Kampar. Selain melanda permukiman, air juga menggenangi kawasan Jl Sudirman, Pangkalan Kerinci.

''Hujan deras dua hari terakhir mengakibatkan Sungai Kampar meluap. Rumah kami terancam terendam,'' kata Yan Fierdi, 42, warga Kelurahan Langgam. Sementara itu, di Kota Pekanbaru banjir hingga setinggi 1 meter yang melanda Kelurahan Meranti Pandak dan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai Pesisir, hingga kemarin belum surut, bahkan cenderung meluas. Sebagian besar warga di dua kelurahan yang berada di bantaran Sungai Siak itu memilih mengungsi ke lokasi yang lebih aman atau ke rumah saudara terdekat mereka.

Sungai Citarum

Dari Bandung, Jawa Barat, dilaporkan ratusan rumah di Desa Cangkuangwetan, Kecamatan Dayeuhkolot, terkena banjir luapan Sungai Citarum yang meluap sejak Senin malam setelah wilayah itu diguyur hujan deras.

Meski tidak dilaporkan ada korban jiwa, 1.322 jiwa dari 385 keluarga terpaksa diungsikan ke perbukitan dan gedung milik pemerintah setempat.

Kepala Urusan Informasi dan Publikasi Kecamatan Dayeuhkolot Inen, kemarin, menyebutkan sebelum pukul 19.30 WIB volume air di Sungai citarum masih normal. Namun, menjelang tengah malam tiba-tiba air meninggi di atas normal, atau naik sekitar 152 cm dari sebelumnya.

''Luapan sungai itu langsung meredam rumah warga yang lokasinya berdekatan dengan Sungai Citarum,'' katanya.

Banjir akibat hujan deras juga terjadi di sejumlah wilayah pantai utara Jawa Tengah , mulai dari Pekalongan, Batang, Kendal dan Semarang, pada Senin malam.

Selain banjir, longsor juga terus mengancam beberapa daerah di Jawa Tengah, antara lain Kabupaten Karanganyar. Enam kecamatan di kabupaten itu yang terancam longsor adalah Tawangmangu, Jenawi, Ngargoyoso, Karangpandan, Jatiyoso, dan Kecamatan Matesih. Bahkan, puluhan keluarga di Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, direlokasi karena sejak April silam, tanah bergerak terus terjadi di daerah yang dihuni 70 keluarga itu.

Banjir di 11 desa di Kacamatan Blang Mangat, Kota Lhok Seumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, pada 21 hingga 24 Oktober lalu mengakibatkan petani rugi Rp1,5 miliar. (RK/BG/EM/SG/FR/AS/LD/MR/YK/PO/N-1)



Post Date : 31 Oktober 2007