|
[JAKARTA] Hujan deras yang kembali mengguyur Jabodetabek, Kamis (8/2) dini hari menyebabkan trauma di sebagian masyarakat. Apalagi, ketinggian air di beberapa sungai dan kali yang mengalir di berbagai kawasan kembali meningkat, setelah sempat surut beberapa hari lalu. Beberapa kawasan perumahan dan jalan-jalan protokol pun kembali tergenang air. Di perumahan Masnaga Bintara Jaya, Bekasi Barat, Jawa Barat, setelah kemarin sempat surut, pada Kamis pagi, kembali tergenang. Ketinggiannya hampir satu meter. misalnya. Sebelumnya, akhir pekan lalu, komplek perumahan ini sempat dilanda banjir hingga dua meter. "Sejak semalam, saya sudah tak bisa tidur karena khawatir banjir lagi. Eh ternyata benar. Tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB, air masuk ke rumah. Deras sekali arusnya. Kini, rumah saya terendam air semata kaki, sementara jalanan di kompleks perumahan setinggi paha," tutur Ety Suryawati (40), warga perumahan itu. Khawatir terjadi lagi banjir yang nyaris menenggelamkan rumahnya, akhir pekan lalu, Ety dan keluarga, pagi ini, pun langsung buru-buru memutuskan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Barang-barang yang dimilikinya sejak semalam sudah diselamatkan ke tempat yang lebih tinggi, dengan membobol eternit rumah. Di depan kompleks, tampak mobil-mobil warga sudah dievakuasi agar tidak tenggelam seperti yang terjadi akhir pekan lalu. Di Jakarta Barat, permukaan air di lima pintu air di sana, pagi ini, sempat kembali meninggi. Pengamatan di di pintu air Cengkareng drain, Kelurahan Kedaung, yang dialiri Kali Angke, sempat menyentuh ketinggian 300 sentimeter (cm). Padahal ketinggian normal pada posisi 120cm. Di Pintu Air Tangki, Taman Sari, naik menjadi 150 cm dari ketinggian normalnya 100 cm. Permukaan air juga naik dari 150 cm menjadi 200 cm di pintu air Kampung Gusti, Jelambar Baru. Sementara di Pintu Air Koneng, Kembangan, yang normalnya 100 cm, pagi ini, naik menjadi 180 cm. Kenaikan permukaan air di lima pintu air itu membuat kawasan di sekitarnya kembali banjir. Padahal ketika banjir mulai surut, warga segera membersihkan lumpur dari dalam rumahnya yang kebanjiran, sejak Jumat (2/2) lalu. Karena terjadi genangan air kembaki, mereka terpaksa meninggalkan rumah. Kondisi tersebut mendapat perhatian dari Komandan Kodim 0503 Jakarta Barat (Jakbar), Letkol Kav A. Said, karena sewaktu-waktu emosi warga bisa meledak. Untuk menjaga agar kemungkinan itu tidak terjadi, jelas Said di Jakarta, Kamis (8/2), dia telah menggelar patroli di permukiman yang rawan banjir. "Ada beberapa titik yang sempat menimbulkan keresahan-keresahan warga dan kami segera mengirimkan anggota sehingga keresahan-keresahan tersebut tidak memuncak," jelasnya. Stres Sementara itu, hujan yang terus-menerus menyebabkan sejumlah kawasan yang airnya sempat surut kembali terendam seperti di Kecamatan Cileduk, Karang Tengah, Larangan, Cipondoh, Poris, Cibodas, Jatiuwung dan Pondok Arum dengan ketinggian air berkisar antara 70 sentimeter hingga 1,5 meter. Kabag Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota Tangerang, Saeful Rohman, kepada Pembaruan mengatakan, ketinggian air Kamis pagi ini kembali naik setelah hujan semalaman. Kenaikan air karena beberapa tanggul yang jebol belum diperbaiki. "Kemarin sempat surut tapi kini naik lagi," ujarnya. Banjir di beberapa pemukiman dan perumahan juga menyebabkan sebagian warga yang terkena banjir kembali mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu arus lalu lintas juga terputus dan tersendat di beberapa titik seperti di kawasan Kutabumi, Jalan Baru di kawasan Pasar Baru, jalan raya Cipondoh, Poris Jaya dan Poris Gaga, Kawasan Kunciran dan Pinang hingga ke Ciledug. Warga yang mengungsi sebagian tampak stres. Hal ini dikarenakan mereka mulai dihinggapi berbagai penyakit seperti penyakit kulit, Ispa hingga demam tinggi. Selain itu warga kurang mendapatkan bantuan makanan yang bergizi sehingga memperlemah kondisi tubuh mereka terutama anak-anak dan orang tua. Sementara itu Kodim 0503 Jakarta Barat telah membuka 18 posko banjir dengan mengerahkan kekuatan 198 anggota dari unsur masyarakat dan 260 anggota Kodim. Pantauan di di Pendongkelan, Jakarta Timur, Rabu (7/2) sore, ratusan warga di RW 15 dan RW 16, Kelurahan Kayu Putih, masih kebanjiran. Ketinggian air yang menggenangi daerah tersebut mencapai lebih dari 80 cm. "Tingginya air di tempat ini membuat banyak warga yang masih terjebak banjir dan kekurangan makanan," ucap Lurah Kayu Putih, MH Thamrin, saat menyalurkan bantuan makanan dari salah satu bank swasta kepada warga di RW 15. Petugas yang akan mencapai rumah-rumah warga, paparnya, mendapat kesulitan karena letaknya yang agak menjorok ke dalam dari Jalan Raya Perintis Kemerdekaan. Selain itu, sejumlah kendaraan besar seperti truk dan bus juga banyak yang terjebak di tengah genangan air sehingga menghalangi laju truk milik petugas yang mengangkut makanan. "Makanya dibutuhkan perahu karet untuk menjangkau warga yang masih terjebak di rumah mereka," tambahnya. Kondisi yang hampir serupa juga tampak di perempatan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Pulomas Raya, Jakarta Timur. Pantauan Pembaruan di lokasi tersebut menunjukkan, genangan air setinggi 50 cm juga masih menggenangi Jalan Pulomas Raya tepatnya yang berada di depan rumah susun (rusun) Pulomas. Puluhan pengendara mobil dan motor terpaksa berputar arah melalui jalan lain. [D-10/P-11/M-16/132] Post Date : 08 Februari 2007 |