|
KEDIRI- Ancaman banjir di wilayah Kota Kediri benar-benar harus diwaspadai. Setelah Perumahan Bumi Asri terendam, kemarin, Perumahan Wilis Indah II kembali diterjang air bah. Ketinggian air di jalan mencapai lebih dari satu meter. Akibatnya, ratusan rumah di blok G, H, dan sebagian blok I terendam. Air bercampur lumpur bahkan masuk ke dalam. Kejadian ini merupakan yang kedua kali dalam tiga bulan terakhir. Menurut sejumlah warga, air mulai meluap dari Kali Kedak yang berada di sebelah timur kompleks perumahan tersebut sekitar pukul 15.30. Sebelumnya, hujan turun sangat deras disertai guntur. "Pada jam itu, air mulai tumpah ke jalan," ungkap Alief, warga Blok H-21, kepada Radar Kediri kemarin. Berbeda dengan kejadian Desember lalu, kali ini warga sudah banyak yang mengantisipasinya. Begitu air tumpah ke jalan, warga yang tahu lebih dulu segera memperingatkan warga yang lain. "Banjir banjir" Tak menunggu lama, mereka segera menyelamatkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi. Meski demikian, masih saja ada yang terlambat mengetahui datangnya air bah yang datang begitu cepat. Tak kurang dari sepuluh menit, ketinggian air di jalan sudah sebatas perut orang dewasa. "Semua barang yang ada di rumah saya tidak bisa saya selamatkan karena air datangnya mendadak," keluh Riati, 31, warga yang tinggal di blok I Raya sambil meneteskan air mata. Kasur, meja, kursi, dan televisi miliknya basah terendam air bercampur lumpur. Akibat derasnya air, sejumlah hewan ternak milik warga juga lenyap terseret banjir. "Ayam saya sekarang di mana, saya tidak tahu," imbuh Marjoko, 31, yang juga warga blok I Raya. Peralatan rumah tangga miliknya juga basah terendam air. Yang menarik, akibat banjir bandang kemarin, acara bersih desa yang sudah diagendakan di RT 02 RW 06 dibatalkan. Makanan yang sudah telanjur dibawa warga akhirnya dimakan sendiri-sendiri. "Acaranya sekarang membersihkan lingkungan masing-masing," ujar Darmanto, ketua RT 02, sambil berkeliling ke rumah-rumah warganya. Sekitar pukul 17.00, air mulai surut. Sekkota Moh. Zaini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Widodo, dan Camat Mojoroto Mandung Sulaksmono sempat berkeliling sambil berjalan kaki meninjau lokasi banjir. "Tentang pembangunan plengsengan permanen, nanti kami koordinasikan. Tapi, sepertinya, sungai sudah tidak mampu menampung air lagi," kata Zaini kepada Radar Kediri. Sementara itu, banjir bandang juga kembali melanda Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Selain merendam puluhan rumah di Desa Maron, banjir akibat luapan Sungai Bendo Krosok itu juga menyebabkan Jalan Nganjuk-Kediri macet. Lokasi paling parah terdapat di Dusun Nglaban. Separo bangunan rumah milik Basuki yang berada di pinggir Jalan Raya Nganjuk-Kediri terendam. Begitu pula Kantor Kepala Desa Maron, Pasar Banyakan, SDN Maron, dan SDN Bakalan, Grogol. "Air mulai menggenang sekitar pukul empat sore," terang Sodiq, 45, warga Maron. Informasi yang diperoleh koran ini, hujan kemarin juga menyebabkan longsor di Dusun Kalinanas, Desa Kalipang, Kecamatan Grogol. Akibatnya, jalan di dusun tersebut tertutup. (tyo/mg1/dea) Post Date : 10 Februari 2006 |