Banjir Kiriman Masuk Jakarta

Sumber:Kompas - 19 Februari 2010
Kategori:Banjir di Jakarta

Jakarta, Kompas - Sejak Kamis (18/2) sekitar pukul 04.00, banjir kiriman dari kawasan Bogor kembali menyebabkan sejumlah permukiman di Jakarta tergenang.

Berdasarkan informasi dari Pemerintah Kota Jakarta Selatan, di wilayah ini yang tergenang, antara lain, permukiman di Kalibata, Bidara Cina, dan Bukit Duri.

”Air masuk sebelum subuh. Genangan rata-rata mencapai ketinggian 50-100 sentimeter. Karena hujan juga terus turun di Jakarta sepanjang Kamis, air di sini pun terus naik,” kata Diyoen, penjaga Pintu Air Manggarai, Kamis.

Hingga kemarin sore, ketinggian air di Manggarai mencapai 760 cm atau sekitar 10 cm di atas batas normal. Selain di tiga tempat di Jakarta Selatan itu, banjir kiriman juga menggenangi sebagian Rawajati, Pengadegan, Kebonbaru, Kampung Melayu, Jatipinggir, dan Petamburan.

Sejak Rabu malam, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengimbau warga di lokasi rawan banjir agar mengungsi.

Sementara itu, sebagian warga bantaran yang terus-menerus terkena banjir luapan Ciliwung di Bidara Cina dan Bukit Duri sudah mulai terserang flu. ”Biasa, Mbak, kena hujan, kena banjir, lama-lama bersin-bersin. Flu. Diare juga sudah banyak yang kena. Ini anak saya dari kemarin sudah demam,” kata Kristin (37), warga Bukit Duri.

Warga yang mulai sakit banyak berobat ke puskesmas terdekat atau pergi ke posko kesehatan yang telah disediakan Pemprov DKI. Posko Kesehatan ini antara lain tersedia di Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Banjir lagi

Banjir juga kembali melanda sejumlah tempat di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Genangan air pertama terjadi pada pukul 06.00 dan mulai surut pada pukul 11.00. Genangan air kedua mulai terjadi pada pukul 15.00.

Di Jalan Petamburan II, genangan air mencapai tinggi sekitar 70 cm dan masuk sampai ke rumah warga. Kondisi serupa terjadi pula di Jalan Petamburan III.

”Air datang begitu cepat dan langsung setinggi paha orang dewasa. Genangan ini kemungkinan terjadi karena banjir kiriman. Selain itu, hujan lebat juga terjadi sejak pukul 04.00,” ucap Dewi, warga di Jalan Petamburan II.

Setelah air susut, genangan kedua kembali terjadi sekitar pukul 15.00. Hingga sekitar pukul 17.00, genangan air setinggi 20 cm mulai menutup jalan.

Camat Tanah Abang Edi Supriadi mengatakan, turap yang membatasi Kanal Barat belum selesai seluruhnya sehingga air masih masuk ke permukiman warga di Petamburan.

”Di Petamburan ada pompa air. Tetapi, kerja pompa air ini baru bisa maksimal setelah turap selesai dikerjakan sekitar sebulan mendatang,” ucap Edi.

Di Jakarta Timur, air menggenangi Kampung Pulo, Gang Arus, di Jalan Dewi Sartika, Kebon Nanas, serta kawasan Bidara Cina.

Wakil Presiden Boediono saat meninjau tiga pasar di Jakarta melihat luapan banjir Kali Ciliwung dari tepi jembatan di kawasan Kampung Pulo, Pasar Jatinegara.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang ikut mendampingi Boediono menjelaskan mengenai masalah banjir di kawasan Kampung Pulo.

Wapres mengatakan, dirinya akan melakukan rapat dengan menteri terkait dan gubernur untuk membahas banjir. ”Besok kami akan rapat bahas banjir bersama pihak terkait. Ini merupakan jangka panjang untuk menanggulangi banjir,” ucapnya.

Saat itu ketinggian air di RW 3 dan RW 4 Kampung Pulo mencapai 50-100 cm.

Sementara itu, Dinas Ketentraman dan Ketertiban (Tramtib) DKI Jakarta memusatkan dapur umum di Taman Monas. Makanan dan minuman bagi pengungsi banjir akan dimasak dan dikirim dari pusat dapur umum.

Kepala Dinas Tramtib Harianto Badjoeri mengatakan, pihaknya menyiapkan 45 juru masak guna menyiapkan makanan matang bagi ratusan sampai ribuan pengungsi. Pengungsi diharapkan berhimpun di pos pengungsian resmi agar distribusi makanan dan minuman menjadi mudah.

Genangan air juga terjadi di Jalan Lodan, tepatnya di depan Hotel Alexis. Genangan setinggi 20 cm itu membuat jalan tersebut macet parah.

Truk trailer, mobil, motor, dan sepeda ontel yang melintas di tempat tersebut berebut jalan karena menghindar melintas di pinggir jalan agar tidak terjeblos. Selain itu, genangan juga terjadi di Kampung Bandan yang menyambung dengan Jalan Lodan. Kendaraan yang hendak ke kawasan Glodok terpaksa berjalan pelan-pelan karena jalan di Kampung Bandan tersebut rusak parah.

Kemacetan diperparah karena kendaraan diatur oleh preman, bukan polisi. (NEL/ART/WIN/ECA/ARN)



Post Date : 19 Februari 2010