|
jakarta, kompas - Banjir kiriman dari daerah hulu di Bogor, Jawa Barat, sudah datang dan menggenangi empat kelurahan di Jakarta Timur setelah meluapnya Sungai Ciliwung, Senin (5/11) pagi. Meski tinggi genangan berkisar 10-40 sentimeter, belum ada evakuasi massal terhadap para korban banjir itu. Empat kelurahan yang tergenang adalah Kelurahan Kampung Melayu dan Bidaracina, Kecamatan Jatinegara, serta Kelurahan Cawang dan Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati. Banjir kiriman itu datang setelah hujan deras turun dua hari berturut-turut di daerah hulu di Bogor, Minggu. Di Cawang, banjir menggenangi RW 01 dan 02. Ny Ngatmi (50), warga RT 11 RW 02, menjelaskan, air masuk pukul 04.00 dan menggenangi rumah. Air baru surut pukul 12.00. Dia tak mengira banjir sudah datang awal November, apalagi tak ada peringatan dini. Biasanya, jika air di Katulampa, Bogor, dan Depok tinggi, warga yang tinggal di tepi Ciliwung pasti diberi peringatan oleh pengurus RT/RW. "Namun, kali ini, tidak ada peringatan sama sekali. Tahu- tahunya air sudah masuk ke rumah hingga selutut," katanya. Pusat Krisis DKI Jakarta menyebutkan, selain Cawang, banjir menggenangi Kampung Melayu, Bidaracina, dan Kramat Jati. Di Kampung Melayu, banjir terjadi di RT 04, 08, 09, dan 12, RW 03, dengan tinggi 10-50 cm. Di Bidaracina, banjir setinggi 40 cm terjadi di RT 14 dan 15, RW 07. Di Kramat Jati, tinggi air 60 cm menggenangi empat RT di RW 01 dan tiga RT di RW 02. Kepala Seksi Relokasi Pusat Krisis DKI Jakarta Hulman Sitorus mengatakan, belum ada evakuasi massal terhadap warga korban banjir karena belum berbahaya. Peringatan dini sudah disampaikan kepada warga yang ingin mengungsi. Pos-pos evakuasi dan pengungsian sudah disiapkan di daerah banjir yang dilengkapi alat penyelamatan dan dapur umum. Gubernur Fauzi Bowo mengatakan, permukiman yang tergenang air berada di badan sungai. Permukiman yang menyempitkan badan sungai belum dibersihkan karena pemerintah provinsi belum memiliki lokasi untuk merelokasi warga. Di sisi lain, pemprov belum dapat mengatasi banjir yang bakal datang di puncak musim hujan. Namun, kata Fauzi, pemprov sudah menyiapkan peringatan dini guna mengurangi korban jiwa akibat bencana banjir. Pantauan di lapangan menunjukkan, banyak infrastruktur pengendali banjir, seperti waduk dan situ, saluran mikro, serta makro belum dikeruk. Waduk Pluit, misalnya, terus dikepung permukiman liar dan dangkal karena sampah. Bahkan, lumpur yang terbawa banjir Februari lalu setinggi 90 cm di beberapa RT di Cawang belum dibersihkan. Penjaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman Hazein, mengakui, Minggu, tinggi air sempat satu meter di atas ambang batas akibat hujan di daerah Puncak selama lima jam, pukul 15.00- 22.40. Hari Senin, tinggi air sudah 40 cm di bawah normal. Namun, warga agar tetap waspada.CAL/ECA/MUK/NEL/ARN/ONG/rts) Post Date : 06 November 2007 |