|
Jakarta, Kompas - Setelah surut sekitar 24 jam, banjir kiriman kembali masuk Jakarta, Jumat (4/1) mulai pukul 17.00. Warga di Kelurahan Cawang, Bidaracina, Kampung Melayu, dan Bukit Duri bersiap-siap walaupun banjir mungkin tidak separah Rabu lalu. Sebaliknya, hujan yang terjadi selama tiga hari berturut-turut membuat sungai-sungai di selatan Kabupaten Pandeglang, Banten, kembali meluap hingga mengakibatkan sejumlah permukiman penduduk di empat kecamatan tergenang lagi. Salah satunya permukiman penduduk di Desa Idaman, Kecamatan Patia. Ratusan rumah di Kampung Tajur, Karang Tengah, dan Sindang Rahayu mulai digenangi air setinggi 30-50 sentimeter akibat luapan air Sungai Cilemer. Selain itu, Sungai Cileman yang juga melintasi daerah selatan Pandeglang kembali meluap. Akibatnya, sejumlah permukiman penduduk di Kecamatan Sukaresmi dan Picung juga tergenang lagi. Kondisi serupa terjadi Kabupaten Bekasi. Desa Pantaiharapanjaya dan Desa Jayasakti, Kecamatan Muara Gembong, hingga Jumat pagi masih terendam air akibat meluapnya Kali Ciherang. Tiga desa lain di kecamatan itu juga terancam banjir, menyusul jebolnya turap tanggul Kali Citarum. Menurut Camat Muara Gembong, luapan Kali Ciherang juga mengancam sedikitnya 400 rumah di Desa Pantaiharapanjaya dan lebih dari 50 rumah di Desa Jayasakti. Tidak parah Perkiraan banjir tidak separah Rabu lalu karena ketinggian air di Bendung Katulampa, Bogor, sekitar 90 sentimeter. Pada Rabu lalu ketinggian air mencapai 140 sentimeter. "Kami sudah diberi tahu kelurahan kalau ketinggian air di Pintu Air Depok mencapai 220 sentimeter. Normalnya setinggi 200 sentimeter," kata Surani, salah seorang warga Kampung Arus, Kelurahan Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur. Di Pintu Air Manggarai, ketinggian air, Jumat sore, masih di bawah normal, yaitu 700 sentimeter. Batas normal Pintu Air Manggarai 750 sentimeter di atas permukaan laut. "Sejak Jumat pagi, air kiriman itu sudah diwaspadai. Kami sudah mengirimkan data ke Crisis Center DKI Jakarta. Air kiriman ini memicu meluapnya Sungai Ciliwung sehingga warga di bantaran kali harus bersiap menghadapi banjir," kata Suparjono, petugas Pintu Air Manggarai. Di Pintu Air Karet, air juga masih berada di bawah garis batas. "Pintu Air Karet masih menunjukkan ketinggian air hanya 440 sentimeter. Batas normalnya 500 sentimeter. Jadi, kawasan Petamburan untuk saat ini masih aman," kata Warsito, operator Posko Banjir Jakarta Pusat. Menolak pindah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempersiapkan pos pengungsian baru di sekitar Kampung Melayu untuk memindahkan pengungsi di sekolah Santa Maria. Lokasi pengungsian yang sedang dipersiapkan adalah di kompleks perkantoran Jakarta Timur, Lapangan Jenderal Urip, atau eks Bioskop Nusantara. Menurut Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Jumat di Jakarta Pusat, pemindahan sekitar 750 pengungsi dari sekolah Santa Maria perlu dilakukan Sabtu ini karena Senin mendatang sekolah itu mulai digunakan kembali. Namun, rencana pemindahan itu ditolak warga karena tempat yang baru berjarak sekitar dua kilometer dari permukiman mereka. Jarak yang jauh menyulitkan mereka untuk kembali dan terus mengawasi keamanan rumah yang mereka tinggalkan. "Kami lebih memilih tinggal di sekolah Santa Maria karena mudah untuk pulang. Lapangan Urip terlalu jauh, becek, dan minim fasilitas penunjang," kata Fachrudin, pengungsi. Banjir akibat air laut pasang masih terus menggenangi sebagian wilayah Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Warga tampaknya belum bisa bebas dari penderitaan panjang yang sudah terjadi sejak pekan ketiga Oktober 2007. Selama tanggul belum dibangun, wilayah itu akan digenangi air laut pasang hingga lebih dari enam bulan ke depan. Pada Jumat, air pasang menggenangi tujuh RT di RW 17 Muara Baru. Limpasannya memang sudah tak seperti sebelumnya yang mencapai satu kilometer ke darat dengan tinggi genangan satu meter lebih. Kemarin, air menerobos sejauh 400-500 meter dari tepi pantai dengan tinggi 20-60 cm. (CAL/nta/cok/EL/ECA/ARN) Post Date : 05 Januari 2008 |