|
Banjarmasin, Kompas - Banjir yang melanda Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (29/12) mulai surut. Namun, daerah lain di Kalimantan tetap banjir, yakni sebagian permukiman di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Banjir pun kemarin menggenangi Kota Semarang, termasuk Stasiun Kereta Api Tawang. Di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), misalnya, kemarin, kawasan permukiman warga dan persawahan yang masih terendam antara lain di Kecamatan Astambul, Martapura Kota, Martapura Timur, dan Sungai Tabuk. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Martapura. Banjir juga menggenangi Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalsel. Banjir di daerah itu terjadi akibat tingginya air di Sungai Negara, anak Sungai Barito. Di Kalimantan Tengah, banjir besar melanda Kecamatan Mangkatip, Kabupaten Barito Selatan. Akibat luapan Sungai Barito sepekan ini, 300 rumah warga di Desa Lihai, misalnya, terendam. Sementara itu, banjir yang menggenangi 7.100 rumah di Samarinda kemarin mulai surut. Banjir juga sempat melanda Kota Bontang, Jumat dan Sabtu. Sedikitnya 1.332 rumah di lima kelurahan terendam. Banjir di Semarang Setidaknya 1.500 rumah warga di Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah, terendam banjir sejak Senin dini hari. Hingga Senin sore, ketinggian air masih sekitar 50 sentimeter. Rumah yang terendam tersebar di enam kelurahan, yakni Kelurahan Banjardowo, Trimulyo, Gebangsari, Genuksari, Muktiharjo, dan Terboyo Wetan. Camat Genuk M Yusuf menyebutkan, Banjardowo dan Genuksari adalah dua kelurahan terparah dilanda banjir. Sekitar 900 rumah terendam. Abdul Hanan (59), warga RW 2 Kelurahan Banjardowo, menuturkan, banjir terjadi mulai sekitar pukul 03.00 setelah hujan terus-menerus sekitar lima jam. Berdasarkan data Satuan Pelaksana dan Penanggulangan Bencana Alam Kota Semarang, selain Kecamatan Genuk, banjir juga menggenangi Kelurahan Kemijen dan Rejomulyo di Kecamatan Semarang Timur serta Stasiun Tawang. Di Stasiun Tawang, air menggenangi setinggi 10 sentimeter di dalam stasiun dan sekitar 30 sentimeter di halaman stasiun. Kepala Stasiun Tawang Tri Suwarno mengatakan, selama air menggenang, penumpang kereta api kelas eksekutif dan bisnis juga dapat dilayani di Stasiun Poncol. Sementara itu, hujan badai di Gunung Kerinci, Jambi, Minggu dan Senin, mengakibatkan puluhan pohon besar bertumbangan dan menutup jalur pendakian mulai dari Shelter I menuju Shelter II. Akibatnya, para pendaki sulit melanjutkan perjalanan, kemarin pagi. (ful/ilo/uti/ita) Post Date : 30 Desember 2008 |