NEGARA - Hujan lebat yang terjadi di Jembrana beberapa hari terakhir menyebabkan banjir di sejumlah titik. Yang paling parah terjadi di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Hampir seluruh desa dikepung banjir. Dari lima dusun yang ada, hanya Kumbanding yang selamat. Sedangkan empat dusun lainnya direndam banjir setinggi lutut orang dewasa sejak semalam.
Kades Pengambengan, H. Asmuni T. yang ditemui koran ini di lokasi, Senin (31/5) kemarin mengatakan, banjir mulai merendam desa itu sejak Minggu (30/5) sekitar pukul 22.00. Puncaknya terjadi pada pukul 24.00 semalam. Air tiba-tiba naik dan merendam hampir semua rumah penduduk di desa itu. Data yang berhasil dihimpun koran ini menyebutkan, dari empat dusun yang ada di Pengambengan, banjir paling parah terjadi di Dusun Munduk dan Kelapa Balian.
"Sebanyak 360 dari 750 rumah di Dusun Munduk sejak samalam terendam banjir. Sedangkan di dusun Kelapa Balian, sekitar 300 dari 650 rumah penduduk yang ada digenangi banjir setinggi lutut orang dewasa. Banjir juga menghantam 100 dari 900 rumah penduduk di Dusun Ketapang Muara dan 100 dari 500 rumah penduduk di Dusun Ketapan Lampu. Satu-satunya dusun yang tidak tergenang banjir di desa itu hanya Kumbading," urai H. Asmuni.
Banjir tersebut menurut Asmuni merupakan siklus sepuluh tahunan. Peristiwa yang sama terjadi sekitar tahun 1998 lalu. Di mana ratusan rumah milik masyarakat Pengambengan direndam banjir juga hingga setinggi lutut orang dewasa. Saat itu masyarakat mengira, kasus ini muncul karena curah hujan yang sangat tinggi di hulu sehingga menyebabkan banjir di muara.
Menurut sejumlah warga, kasus ini terjadi lantaran drainase yang sudah dibangun tidak berfungsi maksimal. "Bagaimana drainase bisa berfungsi kalau setiap tahun mengalami penyempitan. Bahkan, beberapa bagian drainase sudah tersumbat sampah dan lumpur. Hal ini yang menyebabkan banjir meluap dan melanda ratusan rumah penduduk," kata Arham, seorang warga Kelapa Balian. (don/nom)
Post Date : 01 Juni 2010
|
