Banjir Kembali Terjang Bandung

Sumber:Kompas - 17 Desember 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Bandung, Kompas - Banjir kembali melanda beberapa daerah di Kabupaten Bandung seperti Kecamatan Majalaya dan Banjaran. Hingga Selasa (16/12), banjir memperparah genangan di hilirnya, Kecamatan Baleendah, karena menjadi pertemuan Sungai Citarum dan beberapa anak sungainya.

Banjir di Banjaran berlangsung sejak Senin lalu pukul 15.00 dan mencapai puncaknya pukul 18.30. Akibatnya, 600 rumah di Desa Kamasan tergenang luapan Sungai Cisangkuy beserta anak sungainya setinggi 60 sentimeter hingga 1,5 meter. Banjir juga menggenangi lima desa di Majalaya dan satu desa di Kecamatan Ibun setinggi 2 meter.

Menurut Jaja, Ketua RW 20 Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa pukul 02.00 banjir mencapai 2,5 meter.

Di RW 9 Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, menurut Olih, warga setempat, tinggi air mencapai 70 cm-1,5 m.

Baleendah dan Dayeuhkolot berada di titik paling rendah di daerah aliran Sungai Citarum. Wilayah itu juga menjadi titik temu Sungai Citarum dengan anak-anak sungainya.

Banjir di Majalaya menyebabkan air bergerak ke Baleendah. Banjir di Banjaran menyebabkan peningkatan air Sungai Cisangkuy yang bermuara di Kelurahan Andir. Hujan deras di Kota Bandung menyebabkan debit Sungai Cikapundung yang bermuara di Dayeuhkolot meningkat.

Di Banjaran, banjir mulai surut pukul 04.00. Camat Banjaran Iman Irianto menyatakan, pelayanan kesehatan akibat banjir perlu mendapat perhatian. Sumber air warga perlu diberi kaporit agar bisa dipakai kembali.

Banjir menyebabkan pelaksanaan ulangan semester ganjil di SD Negeri Mekarsari dan SDN Andir I sebagian dipindahkan ke Grha Purna Laga Jaya karena bangunan sekolah terendam.

Resapan air buatan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat direkomendasikan membangun waduk-waduk kecil di sekitar aliran sungai untuk meminimalkan banjir. Sementara itu, masyarakat di hilir sungai diharapkan mewaspadai terjadinya banjir bandang.

Hal itu dikemukakan ahli hidrologi Universitas Padjadjaran, Chay Asdak, di Bandung. Waduk kecil lebih efektif sebagai daerah tangkapan air ketimbang reboisasi atau pembuatan waduk berskala besar yang membutuhkan waktu lama.

Pembangunan waduk kecil di sekitar Sungai Cimanuk diyakini mampu meminimalkan banjir tahunan di Cirebon dan Indramayu. Adapun waduk kecil di sekitar Sungai Citarum bisa mengurangi banjir di Kabupaten Bandung.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengingatkan agar masyarakat di daerah hilir sungai mewaspadai ancaman banjir bandang. ”Kewaspadaan tidak hanya untuk daerah selatan yang rawan gerakan tanah, tetapi juga wilayah utara selama curah hujan masih tinggi,” katanya.

Sawah puso

Sebanyak 374 dari 1.598 hektar sawah yang terendam akibat hujan deras lima hari terakhir di Provinsi Sumatera Selatan dinyatakan puso. Ratusan petani menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Sumsel, Darmansyah, di Palembang, Selasa. Hingga saat ini, air masih menggenangi sawah di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Musi Rawas, Ogan Komering Ilir (OKI), dan Banyuasin.

Di Kabupaten OKU Timur, 298 hektar dari 1.425 hektar sawah yang terendam dinyatakan puso. Di Kabupaten Musi Rawas, 70 hektar sawah di Kecamatan Terawas dan Purwodadi terendam, 23 hektar di antaranya puso. Di Kabupaten OKI sekitar 50 hektar sawah terendam, 28 hektar di antaranya puso. Adapun di Kabupaten Banyuasin, sekitar 53 hektar sawah terendam, 25 hektar di antaranya puso.

Menurut Darmansyah, tanaman padi yang terkena banjir dan puso rata-rata berusia 7-10 hari dan 17-30 hari. Kerugian yang dialami ratusan petani Sumsel diperkirakan Rp 200 juta lebih.

Kabupaten OKU Timur merupakan penyangga utama stok pangan Sumsel. OKU Timur dikenal sebagai penghasil beras terbesar karena lahan dan infrastruktur pertaniannya memadai daripada kawasan lain.

Menurut Wakil Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan Sumsel Jhum Perkasa, meski terjadi banjir dan puso, sampai akhir 2008 Sumsel tetap surplus beras sebesar 1,15 juta ton. Puso baru terasa dampaknya tahun depan. (ELD/CHE/ONI)



Post Date : 17 Desember 2008