|
INDRAMAYU, (PR).Banjir kembali menyergap wilayah Kabupaten Indramayu menyusul hujan lebat yang turun selama 15 jam, mulai Rabu (8/2) pukul 21.00 WIB sampai Kamis (9/2) pukul 11.30 WIB. Akibatnya, para petani kembali dilanda stres. Sebab, genangan air yang semula sempat surut kini kembali meninggi. Selain itu, banjir juga merendam sebuah pasar dan ratusan rumah penduduk. Bahkan, sebuah pabrik tahu serta sejumlah rumah roboh akibat tak kuat menahan derasnya empasan air. Hujan lebat juga membuat jalur utama pantura yang melewati pertigaan Celeng-Bangkir-Sindang-Indramayu sempat terputus total. Kemacetan terjadi selama lebih dari 3 jam di ruas jalan tersebut. Ratusan kendaraan dari arah Jakarta-Indramayu dan sebaliknya terpaksa antre sepanjang malam. Berdasarkan pantauan "PR", peningkatan genangan terjadi terutama di areal sawah yang terkena hujan lebat sekira 15 jam tanpa henti. Di antaranya di Kecamatan Juntinyuat, Balongan, Indramayu, Sindang, Arahan, Cantigi, Lohbener, Losarang, dan Kandanghaur, khususnya di wilayah pesisir atau utara. Peningkatan ketinggian genangan berkisar 15 sampai 25 cm. Semula dalam sepekan terakhir, genangan di areal sawah mulai surut dan ketinggian rata-rata sudah berada di bawah 15 cm. Namun ketika hujan lebat turun pada Rabu malam sampai Kamis siang, genangan kembali meninggi, sehingga tanaman padi yang semula sudah mulai terlihat kini kembali terendam. "Siapa yang nggak stres," tutur rata-rata petani di Sindang dan Lohbener. Carwita (46), petani asal Sindang menuturkan, dia semula sudah memiliki harapan untuk bisa menyelamatkan tanaman padinya begitu air mulai surut. Namun, saat hujan kembali turun dan air merendam sawah, ia merasa putus harapan. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan, Ir. Apas Fahmi Permana mengaku sempat ikut khawatir. Karenanya, dia langsung berkeliling ke sejumlah areal persawahan di Sindang, Lohbener, Losarang, Terisi dan sekitarnya. Rata-rata petani mengurungkan untuk kembali mengolah sawah atau menanam ulang (replanting). Para petani mengaku lebih baik menunggu perkembangan cuaca sampai setidaknya akhir Februari. Pasar terendam Hujan lebat yang terjadi kemarin menyebabkan pasar Bangkir dan rumah warga di sekitarnya yang terletak di Desa Rambatan Kulon, Kec. Lohbener, terendam air sampai ketinggian 1 meter. Bahkan, jalur utama pantura yang melewati pasar itu terputus hingga terjadi kemacetan total selama berjam-jam pada Rabu malam sampai Kamis pagi. Selain itu, sebuah pabrik tahu milik Daripan (50), ambruk tak kuat menahan derasnya air. Tidak ada korban jiwa saat pabrik tahu itu ambruk pada Kamis pukul 03.00 WIB. Namun Daripan menderita kerugian material diperkirakan puluhan juta rupiah. Selain pabrik tahu, sebuah rumah milik Sarni (65), warga di Blok Rajan, Desa Kenanga, Kec. Sindang yang berbatasan dengan Lohbener juga roboh. Jalannya pemerintahan desa di perbatasan Sindang-Lohbener lumpuh total karena fasilitas pemerintahan, seperti Balai Desa Rambatan Kulon terendam setinggi 70 cm. Siswa sejumlah SD juga terpaksa diliburkan karena sekolahnya terendam air. Camat Lohbener, Susono, S.H., C.N., menuturkan, banjir kali ini melumpuhkan sebagian wilayahnya. Pihaknya masih menginventarisasi sejumlah kerusakan dan mengupayakan adanya bantuan kepada para korban.(A-93) Post Date : 10 Februari 2006 |