Banjir Kembali Melanda

Sumber:Pikiran Rakyat - 04 Desember 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SUMBER, (PR).- Ratusan rumah di tujuh desa di Kec. Banjaran Kab. Bandung terendam banjir pada Jumat (3/12) malam rata-rata setinggi dua meter. Pada saat yang hampir bersamaan, banjir bandang menerjang ribuan rumah di enam desa di dua kecamatan Kab. Cirebon, menyusul jebolnya tanggul Sungai Bangka Deres di Blok Cantilan Desa Rawaurip.

Ketujuh desa yang tergenang air di Kec. Banjaran itu adalah Desa Kamasan sebanyak 8 RW, Desa Banjaran Wetan sebanyak 3 RW, Desa Bojongpulus sebanyak 2 RW, Desa Tarajusari sebanyak 2 RW, Desa Banjaran Kota, Desa Sindangpanon Perumahan Griya Prima Indah (GPI), serta Desa Muara.

Salah satu daerah yang terendam adalah Kp. Pajagalan RT 2 dan RT 3 RW 12 Desa Banjaran dan Kec. Banjaran Kab. Bandung, di mana 78 rumah terendam air. Empat rumah di antaranya jebol, karena tidak mampu menahan luapan air Sungai Cibanjaran.

Salah seorang saksi mata, Tata (56) mengatakan, permukaan air Sungai Cibanjaran naik dengan cepat ketika hujan deras mengguyur kampungnya sejak pukul 18.00 WIB. Tidak lama kemudian, air mulai menggenangi permukiman warga dengan ketinggian maksimal dua meter.

Lima rumah yang berada di bantaran Sungai Cibanjaran rupanya tidak mampu menahan tekanan air yang besar. Tidak lama setelah tergenang, kelima rumah tersebut jebol dan mengalami kerusakan berat. Empat rumah yang jebol berada di RT 2 dan 3 RW 12 Desa Banjaran, adalah milik Tata, Didin (36), Karman (40), dan Asep (36). Sementara satu rumah jebol berada di RW 6 Desa Bojongpulus. Tidak ada satu pun korban yang sempat menyelamatkan barang-barang sebelum air menerjang rumahnya, karena kejadian berlangsung sangat cepat.

"Semuanya terendam, mulai dari alat elektronik sampai baju anak-anak. Mudah-mudahan masih ada yang bisa diselamatkan," ujar Tata.

Menurut dia, lebar Sungai Cibanjaran mengalami penyempitan di Kp. Pajagalan. Pasalnya, banyak warga yang memanfaatkan daerah bantaran sungai untuk membangun tempat tinggal.

Sekitar pukul 21.15 WIB, air sudah mulai surut. Akan tetapi, genangan air selama kurang lebih tiga jam itu telah meninggalkan lumpur setebal 20 sentimeter di rumah-rumah warga dan jalanan kampung. Akibatnya, warga tidak dapat kembali menempati rumah tadi malam.

Hingga berita ini diturunkan, sejumlah perempuan dan anak-anak memilih mengungsi di dua tenda milik PMI yang dipasang di sekitar lokasi kejadian. Sementara sejumlah warga lain bergotong royong membersihkan lumpur. Tata menyebutkan, kejadian serupa juga menimpa kampungnya pada Rabu (1/12) lalu. Saat ini, warga sangat membutuhkan bantuan sembako dan air bersih untuk bertahan hidup.

Camat Banjaran Iman Rudianto mengakui, cakupan banjir sekarang lebih luas daripada sebelumnya. Selain di Desa Pajagalan, evakuasi warga juga berlangsung di Desa Kamasan, di mana 50 warga mengungsi di Balai Desa, Balai RW, dan Masjid Persis Banjaran.

"Ada juga jembatan di Kp. Pintusari RW 6 Desa Banjaran Kota ujungnya terputus dan jatuh menghalangi saluran sungai. Itu jalan alternatif Sasak Dua ke Kamasan," katanya.

Sementara itu, ribuan rumah warga di enam desa di dua kecamatan di Kabupaten Cirebon disergap banjir bandang menyusul jebolnya tanggul Sungai Bangka Deres di Blok Cantilan, Desa Rawaurip, Jumat (3/12) malam.

Rumah warga yang terendam terdapat di lima desa di Kecamatan Pangenan dan satu desa di Kecamatan Astanajapura.

Tanggul sungai jebol akibat tidak kuat menahan luapan Sungai Bangka Deres. Rumah warga yang tidak jauh dari kali tersebut terendam hingga satu meter.

Menurut warga, banjir kali ini tergolong paling parah dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Walaupun pemerintah telah melakukan upaya pembangunan tanggul di sisi kanan dan kiri, tampaknya langkah tersebut tidak bisa mencegah datangnya banjir.

"Air masuk ke rumah-rumah warga sejak magrib. Pukul 21.00 WIB menggenangi lima desa termasuk rumah saya. Banjir ini karena hujan lebat di daerah hulu sungai. Cuaca di sini tidak hujan melainkan hanya berawan," kata salah seorang warga Pengarengan, Qoribullah, saat dihubungi, Jumat (3/12).

Menurut informasi yang dihimpun Jumat (3/12) malam, volume air sungai menyentuh tanggul bagian atas terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.

Kondisi air terus meninggi hingga akhirnya palung sungai tidak mampu lagi menampung air. Akibatnya, tanggul di Blok Cantilan, Desa Rawaurip jebol sehingga merendam Desa Beringin, Pengarengan, dan Japura Lor. Permukiman penduduk di Desa Japura Kidul, Kec. Astanajapura, juga turut terendam.

Banjir bandang yang datang secara tiba-tiba tanpa disertai hujan, membuat warga panik. Sebagian warga berupaya mengungsi. Namun, sebagian lainnya memilih menjaga rumah mereka.

Kondisi Desa Pengarengan paling parah dan kendaraan roda empat tidak bisa menembus ke kawasan perumahan penduduk yang dekat dengan sungai.

Sejumlah warga menyayangkan tidak tanggapnya pemerintah dalam mengatasi bencana banjir ini. "Tidak ada bantuan dari pihak pemerintah. Saya sudah mengontak aparat, juga tidak hadir. Warga di sini sekarang panik. Khawatir air dari sungai tambah besar dan merendam rumah," kata Qorib.

Camat Pangarenan, Nanang Supriyatna mengatakan, pihaknya sudah memimpin langsung penyelamatan penduduk yang berada di sekitar sungai. "Saya berharap tidak ada korban jiwa. Desa Beringin dan Rawaurip paling parah. Banyak rumah yang terendam," ucapnya. (A-92/C-15/A-180/A-198)



Post Date : 04 Desember 2010