|
KUPANG--MIOL: Banjir dengan ketinggian air satu meter, Selasa (24/1) melanda Desa Tupen, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang warga hilang terbawa banjir, dan 6 rumah penduduk rusak. Korban hilang diedentifikasi bernama Kohe Puai, 24, warga Desa Noelmina, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Saat peristiwa dia berada dekat Sungai Noelmina yang meluap akibat hujan yang terjadi selama tiga hari terakhir. Hingga Selasa (24/1) jenazah Kohe Puai belum ditemukan. Warga yang rumahnya rusak akibat diterjang banjir, kini mengungsi ke rumah tetangga. Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial, Biro Binsos Setda NTT Fransiska Polen mengatakan, selain Kecamatan Batu Putih, banjir dan tanah longsor juga dilaporkan melanda 10 desa di 8 kecamatan lainnya. Yakni, Amanatun Utara (Desa Snok dan Fatuoni), Kie (Desa Falas dan Pili), Kota Soe, Amanuban Timur, Amanuban Selatan (Desa Linamnutu, Oebelo dan Bena), Fatumnasi (Desa Koanoel, Fatumnasi dan Nenas), serta Kotolin, dan Nunkolo. Banjir di Kecamatan Amanuban Selatan mengakibatkan 11 ternak Sapi milik warga terbawa banjir ke laut, 10,5 hektare tanaman jagung dan ubi kayu rusak. Sejumlah ruas jalan yang melintasi desa-desa yang dilanda longsor dan banjir, putus. Selasa, hujan lebat disertai angin juga memporak-poranda 5 kecamatan di Kabupaten Flores Timur, yang merobohkan sejumah bangunan. Di antaranya, 14 rrumah penduduk, 5 unit gedung sekolah, asrama polisi. Wilayah yang dilanda bencana angin ini, Kecamatan Adonara Barat, Larantuka, Ile Mandiri, Solor Timur, dan Tite Hena. "Seluruh kerugian yang ditimbulkan bencana di NTT sedang dalam pendataan, saat ini fokus pemerintah daerah adalah memberikan bantuan darurat bagi para korban," kata Fransiska Polen kepada Media di Kupang, Selasa. Berdasarkan catatan Biro Binsos Setda NTT, bencana tanah longsor, angin dan gempa bumi yang melanda NTT sejak awal Januari 2005 terjadi di 11 kabupaten antara lain di Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Flores, Pulau Adonara, dan Pulau Sumba. Dinas Sosial NTT dan pemerintah kabupaten terus mengirim bantuan kepada para korban bencana di 11 kabupaten tersebut. Untuk korban banjir di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Belu, Selasa dikirim 50 set alat dapur, 5 dos mi instan, sabun mandi, dan susu formula untuk balita. Dua ton beras juga telah disalurkan ke Malaka Barat, termasuk 100 lembar terpal, 25 buah fiberglas untuk menampung air bersih, dan dua unit mobil tangki air. Fransiska mengatakan, sebanyak 4 kelompok tim medis juga sudah berada di lokasi bencana di Malaka Barat yang mencakup 13 desa. Tiap kelompok tim medis terdiri dari 10 perawat dan satu dokter yang bertugas memeriksa kesehatan masyarakat serta memberikan perawatan terhadap warga yang sakit. Dua korban belum ditemukan Pencarian terhadap korban tewas musibah tanah longsor di Dusun Rongket, Desa Ranaka, Kecamatan Wae Ri'i, Kabupaten Manggarai, terus dilakukan. Hingga Selasa (24/1) Tim SAR telah berhasil menemukan 18 korban, 6 korban di antaranya meninggal, dan 12 korban lainnya berhasil selamat. Namun, 7 dari 12 korban selamat berada dalam kondisi kritis dan saat ini tengah menjalani rawat inap di RSU Ruteng. Lima korban hanya menderita luka ringan dan diperbolehkan pulang. Enam korban yang tewas adalah Frans Mandut, 74, Wilhelmus Adon, 42, Very Pedor, 30, Yanto, 20, Rupertus Dalima, 42, dan Andy Ngo Hui, 16. Menurut Fransiska, Pemkab Manggarai melaporkan dua korban belum berhasil ditemukan, yakni Konsy Jehana dan Hubertus B. Kedua korban ini dilaporkan oleh keluarganya, sedang dalam angkutan kota yang melintas di daerah tersebut saat terjadi longsor. Angkot itu sudah dievakuasi setelah selama satu hari tertutup tanah. (PO/OL-02). Penulis: Palce Amalo Post Date : 24 Januari 2006 |