BANJIR yang terjadi di daerah Karawang, Jawa Barat (Jabar), menyebabkan 837 ha areal persawahan terendam air akibat luapan Sungai Citarum yang terjadi sejak Kamis (18/3) hingga Rabu (23/3).
“Areal persawahan yang terendam air tersebar di delapan kecamatan. Areal persawahan yang paling luas terendam banjir berada di Kecamatan Ciampel dan Klari,“ kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Karawang Nachrowi M Nur, kemarin.
Pada umumnya tanaman padi yang terendam air tersebut berusia 1-100 hari. Usia tanaman padi yang mencapai 100 hari itu sudah bisa panen. Dengan demikian, banjir yang terjadi di areal persawahan itu cukup merugikan para petani. Saat ini, areal persawahan yang dilanda banjir ialah di Kecamatan Telukjambe Timur, Telukjambe Barat, Karawang Barat, Karawang Timur, Ciampel, Klari, Batujaya, dan Pakisjaya. “Kami akan berusaha mengajukan pengadaan benih dan pupuk kepada pemerintah pusat untuk diberikan kepada petani yang areal sawahnya terendam,“ kata Nachrowi.
Sementara itu, meski volume air di Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta sudah mulai berangsur surut jika dibandingkan dengan sebelumnya, pemantauan secara visual masih terus dilakukan selama 24 jam.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta II Djendam Gurusinga, kemarin, mengatakan kondisi Waduk Saguling terus dimonitor secara berkala. “Ketinggian air di waduk tersebut turun hingga 4 cm,“ ujarnya, kemarin. Banjir bandang Banjir juga kembali melanda 11 desa di Kecamatan Rengel dan Soko, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (24/3) dini hari setelah Kali Wadung meluap akibat hujan deras dalam dua hari terakhir.
Akibatnya, ratusan hektare tanaman padi yang berumur 60-90 hari terendam air hingga ketinggian 1 meter. Ke-11 desa dari dua kecamatan yang tergenang, yakni Sokosari, Rahayu, Kebonagung, Sumurcinde, Karangtinito, Bulurejo, Kanorejo, Sawahan, Maibit, Sumberrejo, dan Banjaragung.
Air dipastikan merendam areal tanaman padi yang ada di desa sekitarnya yang meliputi Karangtinito, Bulurejo, Kanorejo, Maibit, Sumberrejo, dan Banjaragung. Dari tujuh desa tersebut dipastikan lebih dari 500 ha tanaman padi umur 60-90 hari terendam air. “Padahal, genangan akibat air bengawan juga belum surut dan kini tanaman terendam lagi,“ keluh Rahman, warga Desa Sawahan, Kecamatan Rengel, pemilik lahan seluas 1 ha ini.
Meluapnya sungai dan rawa-rawa akibat tingginya curah hujan membuat habitat kerbau rawa di pedalaman Kalimantan Selatan terancam.
Setelah Kabupaten Balangan, Tanah Bumbu dan Tapin, banjir kini melanda tiga kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Selain mengganggu aktivitas warga setempat, banjir mengancam habitat kerbau rawa yang merupakan mata pencaharian utama warga. Komoditas lokal itu mempunyai populasi 40 ribu ekor di enam daerah pedalaman rawa meliputi Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Barito Kuala, Banjar, dan Tanah Laut. (EM/YK/DY/Ant/M-2)
Post Date : 25 Maret 2010
|