Karawang, Kompas - Genangan banjir di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berangsur surut seiring menurunnya debit air Sungai Citarum sejak Jumat (26/3). Sebagian warga mulai meninggalkan pengungsian dan membersihkan rumah dan perabot yang penuh lumpur.
Sabtu siang, genangan di sejumlah lokasi surut lebih dari satu meter, seperti di Perumahan Bintang Alam di Desa Teluk Jambe, dan Perumahan Karaba Indah di Desa Wadas, Kecamatan Teluk Jambe Timur, serta sebagian wilayah di Kelurahan Tanjungpura, Karawang Kulon, Nagasari, dan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat.
Tenda-tenda pengungsi yang didirikan secara swadaya mulai kosong. Genangan di persawahan di kanan-kiri Sungai Citarum, seperti di Desa Curug, Kecamatan Klari, Desa Mulyasejati, Mulyasari, dan Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, juga surut.
Pian Sopiyan (29), Koordinator Pos Pengungsian Rusunawa Adiarsa, menyatakan, sebagian pengungsi telah meninggalkan lokasi pengungsian.
Kepala Biro Operasi dan Konservasi Perum Jasa Tirta II Sutisna Pikrasaleh menyatakan, debit air yang keluar dari Bendung Walahar menuju hilir Citarum turun hampir 100 persen, dari 1.600 meter kubik per detik pada Rabu menjadi 858 meter kubik per detik pada Sabtu pagi.
Tinggi muka air (TMA) bendungan utama Waduk Ir H Djuanda Jatiluhur berfluktuasi dan cenderung turun dari 108,41 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Minggu malam pekan lalu, menjadi 108,39 mdpl pada Kamis, dan 108,22 mdpl pada Sabtu siang. Hal ini seiring berkurangnya hujan di hulu Citarum.
Banjir di wilayah Kabupaten Bandung juga mulai surut. Namun, di sejumlah perkampungan banjir masih setinggi dua meter hingga warga masih mengungsi.
Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat Udjwalaprana Sigit mencatat, jumlah pengungsi akibat banjir di Kabupaten Bandung dan Karawang lebih dari 60.000 jiwa.
Sementara itu, sedikitnya 29 desa pada tiga kabupaten di Kalimantan Selatan terendam akibat luapan air sungai setempat sebelum masuk Sungai Barito. Selain menggenangi rumah warga, 465 hektar tanaman padi juga terendam sepekan terakhir.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel Akhmad Ariffin, Sabtu di Banjarmasin, merinci, di Kabupaten Hulu Sungai Utara ada 17 desa, Banjar 7 desa, dan Tanahbumbu 5 desa.
Lantai jebol
Lantai kayu kelas III SD Negeri 105 Kota Palembang, Sumatera Selatan, jebol saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung, Sabtu. Lima siswa terperosok ke bawah ruang kelas yang berbentuk rumah panggung dan tercebur ke banjir akibat luapan air Sungai Musi.
Sekolah di tepi Sungai Musi, Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu II, itu lantainya jebol seukuran 4 x 3 meter persegi.
Menurut Kepala Sekolah SDN 105 Eni Srikandi, kejadian berlangsung pukul 08.30. ”Saat ada pelajaran, saya mendengar teriakan panik siswa kelas III dan siswa berhamburan,” katanya.
Di depan pintu kelas, Eni menyaksikan lantai kayu jebol. Di bawah lantai ada genangan air setinggi 50 sentimeter dan lima siswa jatuh terperosok. Saat diangkat diketahui dua siswa mengalami luka gores dan memar sehingga dibawa ke RS Pertamina Plaju. Setelah dirawat, mereka boleh pulang dan langsung diantar ke rumah. (MKN/NIT/REK/WER/ONI)
Post Date : 28 Maret 2010
|