|
Solo, Kompas - Banjir yang menggenangi sebagian besar wilayah di Jakarta dan sekitarnya berimbas pada perjalanan kereta api serta mesin anjungan tunai mandiri di sejumlah daerah. Khusus di Jawa Barat, banjir telah mengakibatkan sawah yang terendam air semakin luas. Kepala Stasiun Solo Balapan Sutrisno, Sabtu (3/2), menjelaskan, akibat banjir yang menguasai Jakarta akhir pekan ini, kedatangan dua kereta api (KA) eksekutif dari Jakarta tujuan akhir Solo, yakni KA Argo Lawu dan KA Senja Utama, kemarin terlambat rata-rata 10 jam. Keterlambatan itu, lanjutnya, terjadi akibat kedua kereta tersebut memiliki lokomotif jenis CC 201 yang digerakkan dengan diesel elektrik. Apabila ketinggian air di atas kop rel lebih dari 5 sentimeter, maka KA berlokomotif jenis CC 201 itu tidak bisa dioperasionalkan. Penyebab lain keterlambatan KA tersebut adalah tanah longsor di sekitar rel KA yang ada di wilayah Bekasi. "Kami dari PT Kereta Api memohon maaf, sekaligus mengharapkan pengertian para penumpang mengenai kejadian ini," kata Sutrisno menambahkan. Keterlambatan kedatangan KA juga terjadi di Stasiun Jebres, Solo. Kedatangan KA kelas ekonomi, seperti KA Bengawan dari Stasiun Tanah Abang, Jakarta, yang seharusnya tiba pukul 06.00 WIB, telat hingga delapan jam. Dampak lain dari banjir Jakarta adalah tidak bisa diopersikannya mesin-mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di sejumlah daerah. Seorang nasabah Bank Lippo, Heny (35), misalnya, kemarin mengeluh tidak bisa bertransaksi melalui mesin ATM. Tentang ini, petugas Bank Lippo Solo mengatakan, sebagian besar mesin ATM yang menggunakan jaringan dari PT Telkom memang tidak bisa digunakan sejak Jumat pukul 13.00. Meluas Dari Subang, Jawa Barat, dilaporkan, hujan yang turun sejak Jumat lalu menyebabkan bertambahnya area sawah yang terendam air. Usia padi di sawah yang terendam itu bervariasi, 5-30 hari. Selain sawah, luapan air sungai juga merendam sejumlah rumah penduduk. Pos Komando Bencana Alam Kecamatan Pamanukan mencatat, 342 rumah serta 121 hektar sawah terendam kemarin pagi. "Dibanding Selasa malam lalu, kondisi hari ini relatif lebih sedikit. Tetapi, warga tetap waspada karena sebagian kampung posisinya lebih rendah dari Sungai Cipunagara," ujar Cecep Supriatin, Camat Pamanukan. Selasa malam lalu, luas sawah yang terendam di Pamanukan 434 hektar. Selain sawah, air juga merendam 2.073 rumah di lima desa di Pamanukan. Sementara itu dari Lahat dilaporkan, meskipun banjir pada beberapa daerah di Sumatera Selatan sudah mulai surut, warga masih tinggal di pengungsian karena kehilangan tempat tinggal dan mata pencarian. Bahkan di Jambi pengungsi yang rumahnya sudah dua pekan terendam air kini mulai terserang penyakit. Di salah satu pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dekat permukiman yang terkena banjir, yaitu Puskesmas Legok, Telanaipura, 38 orang mengeluh terserang diare. Rini Kartika, dokter setempat, mengakui hal itu. Mengenai longsor yang terjadi di Desa Gunung Meraksa Lama, Lahat, dilaporkan bahwa kemarin peristiwa itu masih mengakibatkan jalur utama dari Pagar Alam ke Bengkulu putus. (LIA/MKN/ITA/wad/lkt) Post Date : 04 Februari 2007 |