|
Jakarta, Kompas - Banjir di Jakarta akhirnya tidak terelakkan, apalagi kondisi sungai-sungai di Jakarta masih memprihatinkan dan daya tampungnya semakin sedikit, dangkal, dan dipenuhi sampah. Keadaan seperti itu terlihat pada pengamatan terhadap Sungai Ciliwung, Kali Krukut, Kali Mookervart, dan Muara Angke, Sabtu (10/11). Hujan deras pada Sabtu sore membuat beberapa daerah kebanjiran setelah Ciliwung meluap. Daerah yang mengalami banjir antara lain kawasan Cibubur, kawasan Jatinegara, dan Kramat Jati, Jakarta Timur. Data dari Pusat Krisis DKI Jakarta menyebutkan, banjir juga melanda Kalisari, Kampung Rambutan, dan Petogogan. Di Jatinegara, banjir terjadi di Kampung Melayu dan Bidara Cina, sedangkan di Kecamatan Kramat Jati terjadi di Cawang dan Kampung Tengah. Ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa. Bahkan, di bagian pinggir Sungai Ciliwung, ketinggian air mencapai 2 meter. "Air mulai masuk pukul 22.00. Air terus meninggi dan mencapai puncaknya pada pukul 00.00. Dari semalam saya belum tidur karena sibuk menyelamatkan barang dan membersihkan rumah," kata Ashadi (46), warga RT 13 RW 01, Kampung Melayu, Jatinegara, Minggu sore. "Daerah saya memang langganan banjir, tetapi biasanya paling cepat banjir terjadi bulan Desember. Sekarang baru November saya sudah kebanjiran dua kali," kata Ashadi. Febi (49), warga Kampung Tengah, Kramat Jati, mengatakan, banjir yang dialaminya kemarin merupakan banjir pertama dalam 10 tahun terakhir. "Hujannya memang deras sekali, tetapi biasanya daerah ini tidak banjir," tuturnya. Ketinggian air di Kampung Tengah mencapai 60 sentimeter (cm), debit air di Kali Baru begitu besar. Padahal, sebagian besar air telah dialirkan ke Jalan Raya Bogor di sebelahnya, dengan cara membuka tanggul sungai. Air mulai surut Minggu pukul 10.00, tetapi meninggalkan lumpur tebal dan sampah. Perempatan Garuda, Pinangranti, dipenuhi genangan air dan sampah plastik. Pengendara motor yang melintas di perempatan tersebut harus berhati-hati karena banyak plastik yang masuk ke roda motor. Kepala Sub-Bagian Rencana Administrasi Operasi Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Jumarno mengatakan, genangan air penyebab kemacetan arus lalu lintas di Jakarta sudah surut. Banjir juga melanda Wisma Tajur di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Pada Minggu siang, air surut dan warga kembali ke rumah masing-masing. Akan tetapi, untuk mengantisipasi datangnya banjir, Pemerintah Kota Tangerang menyiagakan dua perahu karet dan Tim SAR di perumahan itu. Berdasarkan pemantauan Kompas dari Kampung Melayu, Jakarta Timur, badan Sungai Ciliwung terlihat menyempit. Lebar sungai yang semula 60 meter menjadi 10-12 meter. Penyempitan terjadi karena bantaran sungai dihuni puluhan ribu warga di sisi kanan dan kiri sungai. Jumlah warga yang menghuni bantaran sungai semakin banyak sehingga badan sungai menyempit. Sementara itu, bagian dari Kali Krukut di Pejompongan, Jakarta Pusat, mengalami pendangkalan sehingga daya tampungnya rendah. Pada puncak musim hujan, aliran air Kali Krukut yang bermuara di Banjir Kanal Barat sering terhenti dan menyebabkan genangan di Bendungan Hilir. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeruk sungai-sungai yang mengalami pendangkalan agar daya tampung air meningkat. Pengerukan dilakukan di bagian tengah dan muara Banjir Kanal Barat, Cengkareng Drain, Kali Krukut, Kali Cideng, Kali Pesanggrahan, anak Sungai Ciliwung, dari Jembatan Merah sampai Stasiun Kota. Pengerukan itu menganggarkan dana Rp 13 miliar dari APBD DKI Jakarta.(ARN/ECA/WIN/TRI/A06/A10/ ONG/NTA/ANS/CHE/ELD) Post Date : 12 November 2007 |