Banjir Jakarta, Siklus 18 Tahunan

Sumber:Koran Sindo - 14 Desember 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA(SINDO) Banjir akibat gelombang air laut pasang di Jakarta Utara bukan karena pemanasan global,melainkan siklus yang terjadi setiap 18,6 tahun.

Diprediksi, gelombang pasang bakalterjadilagipada23,24Desember 2007,dan 4 Juni 2008,meski tidak separah 26 November lalu yang menyebabkan akses menujuBandaraSoekarnoHattaterputus. Kejadian ini merupakan sebuah siklus yang terjadi secara rutin,kata Ketua Flood Hazard Mapping Component Jakarta Flood Project dari Delft Hydraulics, Jan Jaap Brinkman,dalam konferensi pers tentang upaya non struktural penanggulangan banjir di Jakarta Pusat,kemarin.

Menurut Jan,banjir kemungkinan bisa menjadi lebih besar, jika intensitas hujan masih tinggi. Saat ini, ancaman itu semakin mendekati puncak dari siklus tersebut, ujar laki-laki asal Belanda itu. Jan menjelaskan,gelombang air pasang laut pada 1989 tidak menyebabkan banyak masalah seperti saat ini.Namun setelah 18 tahun,kondisi berbeda karena penggunaan tanah yang berlebihan dengan berdirinya gedung dan bangunan serta abstraksi air tanah menyebabkan wilayah Jakarta Utara turun mencapai 4060 cm,jelasnya. Menurut Jan,selama beberapa pekan, para ahli dari Delft Hydraulics telah meneliti permukaan air laut di Pasar Ikan, Muara Baru.

Dari pantauan Delft Hydraulics itu, ancaman banjir akan dimulai pada pukul 08.50 WIB pada 22 Desember, dan akan terus meningkat hingga pukul 09.24 WIB pada 23 Desember, lalu puncaknya pukul 10.00 WIB pada 24 Desember. Setelah melewati fase ini, banjir akan mulai turun secara perlahan- lahan,terangnya. Untuk itu, sambung dia, peringatan ini hendaknya ditanggapi serius dan perlu langkah antisipasi dari Departemen Pekerjaan Umum (PU) dan Pemprov DKI Jakarta,misalnya dengan mengerahkan satuan kerja, polisi serta institusi terkait. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Iwan Nusyirwan mengatakan, salah satu upaya mengurangi dampak banjir yang kian hari kian meluas diperlukan percepatan pembangunan Banjir Kanal Timur yang sekarang memasuki tahap pembebasan tanah.

Kita berharap pada akhir 2008 sudah jadi,sehingga dapat berfungsi maksimal pada 2009,ungkapnya. Nusyirwan mengatakan, 40% wilayah Jakarta memang rendah sehingga sangat rawan banjir jika terjadi hujan deras. Ditambah lagi, sungai-sungai yang mengalami penyempitan menjadikan kondisi ini semakin parah.Pendangkalan sungai juga membuat air sangat mudah meluap, yang kemudian menggenangi daratan sekitarnya. Dia meminta Pemprov memperbaiki sistem drainase di wilayah Jakarta supaya aliran air lancar dan bermuara ke laut.Sementara saat ini, pemerintah pusat terus berupaya merehabilitasi sungai yang menjadi tanggung jawabnya, meski pelaksanaan di lapangan sangat sulit. (arif dwi cahyono)



Post Date : 14 Desember 2007