|
JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyatakan penyebab banjir di Jakarta Barat adalah dibukanya pintu air Situ Cipondoh tanpa ada koordinasi. Pihaknya akan meminta bantuan pemerintah pusat untuk mengeruk Situ Cipondoh. "Kita juga akan bekerja sama dengan pemerintah setempat (Tangerang) untuk merehabilitasi situ," kata Fauzi Bowo di Jakarta kemarin. Menurut dia, banjir di Jakarta dipengaruhi juga oleh kawasan di sekitar Jakarta. Dia mencontohkan bahwa kawasan situ dan waduk selama puluhan tahun tidak dikeruk, tapi digunakan oleh warga untuk membangun fondasi rumah liar. ''Di Jakarta terjadi dan di luar Jakarta lebih parah,'' ujarnya. Camat Cipondoh Syahrudin mengakui pembukaan pintu air Situ Cipondoh tanpa koordinasi dengan Pemerintah DKI Jakarta. Alasannya, kebutuhannya sangat mendesak. "Kalau tidak dibuka, Tangerang bisa banjir," ujarnya. Syahrudin tak menyangkal bahwa Situ Cipondoh telah mengalami pendangkalan sehingga perlu dikeruk atau dinormalisasi. "Kalau musim hujan, airnya meluap. Kalau musim kemarau, air kering," kata Syahrudin kepada Tempo. Sejak hujan melanda Tangerang, 6 dari 10 pintu bendungan Sungai Cisadane dibuka. "Itu dilakukan untuk menghindari banjir yang berkepanjangan di Tangerang," kata Adi Rohaidy, petugas bendungan pintu air 10, kemarin. Menurut dia, debit air yang terus meningkat di Cisadane menyebabkan air meluap ke ribuan rumah. Sejak Senin malam lalu di Tangerang, banjir melanda 15 titik, di antaranya Karawaci, Cibodas, Ciledug, Batu Ceper, dan Priuk, dengan ketinggian 20 sentimeter sampai 2 meter. Di Jakarta, banjir yang terjadi Selasa lalu berlanjut hingga kemarin. Sedikitnya 15 RW di Kecamatan Penjaringan, Kelapa Gading, Cengkareng, Grogol, Kalideres, dan Kampung Melayu terendam air setinggi 20-60 sentimeter. Kondisi serupa terjadi di Rawa Baya, Green Garden Kedoya, dan Cengkareng. Di Jakarta Utara, beberapa permukiman di Muara Baru terendam air pasang setinggi 30-50 sentimeter. Air pasang mencapai puncaknya pukul 11.00 WIB dan surut sekitar pukul 14.00. Air pasang juga merendam Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman Muara Baru, Penjaringan. Namun, menurut Subagyo, pelaksana dari Pusat Pemasaran Ikan Perum Prasarana Perikanan Samudra, air pasang itu tidak mengganggu aktivitas pelelangan ikan. "Hanya arus kendaraan masuk ke pelabuhan yang terganggu," ujarnya. Untuk mengantisipasi banjir, Jakarta melakukan pengerukan kali dan menyelesaikan proyek Kanal Banjir Timur. Wali Kota Jakarta Timur Koesnan Abdul Halim mengatakan pihaknya sudah membebaskan 80 persen tanah dari luas kebutuhan total 183 hektare. "Dari jumlah itu, 142 hektare tanah milik warga, sisanya milik pemerintah," ujarnya.RUDY PRASETYO | JONIANSYAH | M IQBAL MUHTAROM | RIKY FERDANTO Post Date : 06 Desember 2007 |