|
Firmansyah (34), warga RT 07 RW 07, sibuk memindahkan perabotan ke lantai dua rumahnya di Perumahan Total Persada, Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten, Rabu (11/1) siang. Dibantu anggota keluarga lainnya, ia terburu-buru naik-turun tangga karena air sudah masuk rumahnya. Aliran air masuk begitu cepat ke rumah setelah hujan dengan intensitas cukup tinggi disertai angin turun siang itu selama 30-45 menit. Air yang semula hanya semata kaki terus naik hingga mencapai 80 sentimeter. Warga lain di RT 07 RW 07 kelabakan memindahkan perabotan rumah ke lantai atas rumah. ”Tak disangka airnya cepat masuk rumah dan langsung naik,” kata Muhammad, warga setempat. Warga yang memiliki rumah satu lantai hanya bisa pasrah melihat perabotan rumahnya tergenang air. Kawasan perumahan ini bersebelahan dengan Daerah Aliran Sungai Kali Sabi. ”Banjir selalu terjadi setiap kali curah hujan cukup tinggi dan dalam waktu lama. Kali ini, hujan cuma sebentar, air langsung masuk rumah,” kata Firmansyah. Warga sempat menghidupkan pompa air bantuan Pemerintah Kota Tangerang yang ada di sekitar perumahan itu. Akan tetapi, karena luapan air sungai terlalu tinggi serta letak kawasan perumahan lebih rendah dan hampir sama dengan pinggiran sungai, air yang dipompa tidak bisa masuk ke aliran sungai. Pada saat bersamaan, hujan disertai angin kencang mengakibatkan tiga tiang listrik tegangan menengah di Jalan Raya Keramat, Kampung Rawa Kapuk, Kelurahan Buaran Bambu, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, roboh. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, untuk sementara waktu, warga sekitar tidak terlayani aliran listrik akibat robohnya tiang tersebut. ”PLN seharusnya waspada atas tiang listrik yang ada,” kata Yuni, warga sekitar. Jalan Raya Hasyim Ashari, terutama di depan Perumahan Taman Royal I dan II hingga Banjar Wijaya, juga tergenang air setinggi 10-15 sentimeter akibat buruknya drainase. Sejumlah kendaraan pun mogok. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Yanardi mengklaim normalisasi Kali Sabi sudah dilakukan. Pihaknya juga telah menempatkan empat pompa air listrik di daerah itu. Manajer PLN Teluk Naga Eko mengatakan, tiang listrik yang roboh itu sudah berusia 15 tahun. Sebenarnya tiang listrik cukup kuat karena kedalaman fondasi 1,5 meter. Namun, karena hujan dan angin kencang sehingga roboh. Apa pun alasannya, setidaknya fakta ini menandakan, sebenarnya pemerintah dan instansi terkait belum sepenuhnya siap menghadapi musim hujan ini. (Pingkan Elita Dundu) Post Date : 12 Januari 2012 |