|
LANGSA - Banjir di Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), masih mengganas. Puluhan ribu rumah tergenang air. Dua unit rumah hanyut tersapu banjir bandang. Warga pun panik karena datangnya air sangat tiba-tiba. Mereka kini dikonsentrasikan di 20 titik pengungsian di dua kecamatan di Kota Langsa. Banjir besar itu sama dengan yang terjadi pada 1995. Dari informasi yang diperoleh Rakyat Aceh, Senin kemarin, banjir tersebut ditandai dengan meluapnya Krueng (Sungai) Langsa. Ribuan rumah yang berada di kawasan DAS (daerah aliran sungai) Krueng Langsa pun tenggelam. Sebab, tinggi air mencapai atap rumah. Warga menyelamatkan diri ke sejumlah tempat yang lebih tinggi. Meski tak ada korban jiwa, kerugian material tak terelakkan. Sebab, warga tak mampu menyelamatkan satu pun barang rumah tangga yang ada di rumah mereka. Di Dusun Tanjung Putus, Kelurahan Gampung Jawa, dan Desa Baroh Langsa Lama, dua unit rumah terseret arus deras banjir bandang. Berdasar informasi di lapangan, rumah itu terseret arus karena lokasinya sangat dekat dengan aliran sungai. Menurut penuturan warga di sana, arus air terlalu deras sehingga dua rumah itu tidak mampu menahan. "Saya melihat dengan jelas, rumah itu terseret dan hilang dihantam air," ujar Maryati, warga setempat. Untung, pemilik rumah itu sudah mengungsi lebih dulu. Bukan hanya itu. Luapan arus deras di sungai tersebut juga mengakibatkan sejumlah tanggul jebol. Akibatnya, air pun bergerak liar melalui parit di sekitar sungai. Luapan air di parit-parit itu akhirnya menggenangi sejumlah ruas jalan di Kota Langsa. Bahkan, membanjiri Kantor Bupati, Pendapa Aceh Timur, serta fasilitas pemerintah lainnya. Sejumlah sekolah di kawasan DAS dan Kota Langsa membubarkan kegiatan belajar-mengajar. Para siswa, warga, dan PNS pun berbaur di jalan. Suasana kota semakin semrawut karena ramainya orang-orang yang ingin menyelamatkan diri. (ris/mud/jpnn) Post Date : 28 Maret 2006 |