|
MOJOKERTO - Hujan deras yang mengguyur Mojokerto selama kurang lebih dua jam, mengakibatkan sebagian wilayah Kabupaten Mojokerto tergenang banjir, Senin (11/4) malam. Banjir menggenangi sedikitnya tiga desa di Kecamatan Bangsal dan tiga desa lagi di Kecamatan Mojoanyar. Selain menutup jalan, merendam ratusan hektar lahan pertanian, air juga merendam rumah warga hingga mencapai ketinggian lutut orang dewasa. Kejadian yang disebabkan lauapan air dari beberapa anak Kali Sadar tersebut juga mengakibatkan sebuah sekolah TK Muslimat Nurul Huda di Dusun Gampang, Desa Sumbertebu Kecamatan Bangsal terendam. Bahkan, karena sekolah terendam itu pula, sekitar 30 siswanya kemarin tak dapat masuk dan terpaksa diliburkan. Di Bangsal, banjir menghantam Desa Sumbertebu, Salen, Pekuwon, dan Tinggarbuntut. Sedangkan, di Mojoanyar menenggelamkan sebagian desa Ngarjo, Wunut dan Jumeneng. Selain itu, curah air yang sangat tinggi mengakibatkan jebolnya tanggul sungai. Sejauh ini diketahui terdapat lima titik tanggul yang jebol. Lima titik tersebut diantaranya, tanggul sungai Tekok, Pekuwon yang jebol 10 meter. Juga tanggul Sumberngrayung, Salen, Kali Sumberglogo, Modopuro, Kali Sumber Kembar, Kebodalem dan Kali Sadar. Ditemui Radar Mojokerto di lokasi banjir, Kasun Gampang, Mat Suciadi mengatakan, air mulai meluap dari sungai Gampang yang melintang di desanya sekitar setengah jam hujan mengguyur. Saat itu sekitar pukul 18.30, mendadak air datang dan membanjiri desanya. Kontan, kejadian yang tiba-tiba itu membuat warga pontang panting. Akibatnya, sebagian warga tidak sempat menyelamatkan harta bendanya. Sempat ada 18 kambing yang hanyut, namun dapat diselamatkan. "Beras dua ton hanyut dan barang milik warga yang siap didagangkan, juga lenyap," katanya. Dusun yang masuk wilayah Sumbertebu itu diperkirakan paling parah. Air yang masuk ke desa ketinggiannya mencapai lutut orang dewasa. Selanjutnya, warga dengan bergotong royong saling membantu tetangganya. Tak jarang dari mereka yang terpaksa harus ngungsi ke rumah tetangganya yang saat itu selamat. "Siswa TK tidak bisa melaksanakan belajar mengajar. Maklum, sekolahnya masih ada genangan air," ujarnya kepada Radar Mojokerto kemarin. Dijelaskan, banjir ini sudah rutin setiap tahun. Bahkan, di tahun 2005 ini sudah kedua kalinya setelah kejadian yang sama pada bulan Februari 2005. "Kami ingin pemerintah segera memberikan perhatian. Khususnya untuk Dinas Pengairan. Setiap tahun, kami harus dibuat resah dan khawatir dengan datangnya banjir," katanya. Sementara itu, di Desa Salen, bibit yang bakal ditanam yang berada di lima hektar lahan hanyut. Kalau tidak warga cepat membendung yang jebol, mungkin Salen ini akan terendam. Beruntung dapat terselamatkan. Namun, yang hanyut hanya bibit yang siap tanam di sawah," kata Kades Salen Suwarno Hadi. Pagi harinya Bupati Mojokerto, Achmady langsung meninjau lokasi banjir. Diantaranya di Pekuwon, melihat tanggul jebol dan di Jumeneng. Di Pekuwon ini, Achmady menyerahkan bantuan makanan kepada warga. Hal yang sama juga dilakukan di Jumeneng. Di desa ini terdapat hektaran tanaman penduduk yang siap panen tenggelam. "Tanggul ini langsung dibenahi. Karena kali itu wewenang Provinsi, maka kami akan mendesak dan bekerjasama. Namun, untuk yang tanggul di wilayah kabupaten langsung dibenahi," katanya. Dirinya juga sudah memerintahkan kepada dinas pengairan dan pertanian untuk mendata lahan pertanian yang terendam. (abi) Post Date : 13 April 2005 |