Banjir Hancurkan Infrastruktur

Sumber:Kompas - 06 Februari 2008
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Dampak banjir mengakibatkan akses lalu lintas ekspor-impor dari kawasan industri Cakung ke Pelabuhan Tanjung Priok, rusak parah. Jalan tergerus dan menyebabkan lubang menganga dengan kedalaman 10-30 sentimeter. Jalanan pun berubah menjadi kubangan lumpur.

Pebisnis di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung dan Marunda, buruh, pegawai pemerintah dan swasta, serta warga yang melintasi ruas jalan itu mengaku tersiksa.

Kompas yang melintasi jalan itu Selasa (5/2) pagi terjebak dalam kemacetan parah. Sejak keluar tol Cakung menuju Jalan Raya Cilincing, truk dan trailer peti kemas berebut masuk ke dua jalur jalan itu. Meski ada perbaikan, tetapi di beberapa titik masih ada badan jalan yang hancur. Jalan Cakung-Cilincing yang berjarak 3-4 kilometer harus ditempuh lebih dari dua jam.

Peninggian jalan dengan beton, serta pelebaran badan jalan dari dua lajur menjadi tiga lajur belum tuntas. Pengerjaannya pun dilakukan dengan cara terpenggal-penggal. Kondisi ini membuat jalan yang setiap harinya sudah sesak dipenuhi oleh angkutan peti kemas, kian menambah keruwetan. Jalan pun menjadi stagnan. Kondisi paling parah terlihat di ruas Cilincing-Cakung. Jalan rusak berupa lubang menganga lebar terlihat sejak depan SMA Negeri 73 Cilincing.

Andi Sirang Dinata, Manajer Operasional PT Bintang Adi Busana di KBN Cakung meminta, pemerintah segera memperbaikinya. Bayangkan dari Sunter ke kantornya yang hanya berjarak 10 km, harus ditempuh 1,5 jam.

Tanggap darurat selesaikan

Di Balai Kota DKI Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan rapat kabinet terbatas dengan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dan semua kepala dinas.

Dalam rapat tersebut, menurut Fauzi Bowo yang memberikan keterangan seusai rapat, Presiden diminta segera melakukan penanganan banjir, agar tidak melumpuhkan perekonomian dan obyek vital negara. Menurut Pemerintah Pusat dan Pemerintah Pemprov DKI diminta berkoordinasi melakukan langkah tanggap darurat secara cepat dan terencana.

Rapat terbatas itu juga diikuti oleh Menteri Koordinator Perekonomian Boediono, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Kesehatan Siti Fadhilah Supari, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, dan Menteri Negara Komunikasi dan Informasi M Nuh

Menurut Fauzi, hasil rapat itu menyepakati, di masa depan, penanganan darurat untuk mencegah banjir yang menutupi jalan tol menuju Bandara harus dapat diatasi dalam lima jam. Penanganan banjir itu dengan mengerahkan 15 pompa DKI dan tujuh pompa dari Jasa Marga.

Obyek vital harus tetap berfungsi dalam semua keadaan untuk menjaga kelangsungan ekonomi dan pemerintahan. Pompa-pompa itu membuang air sampai 3.000 liter per detik sehingga banjir dapat diatasi dalam lima jam, kata Fauzi.

Pengamatan Kompas, pompa air di tol Bandara Soekarno-Hatta beroperasi 24 jam untuk menguras air meski jalan telah bebas dari genangan air hingga Selasa menjelang pagi. Di Km 26 dan Km 27, belasan pompa menyedot air terus-menerus.

Kita bekerja terus, Pak. Saya sudah satu minggu tidak pulang karena harus menunggu rumah pompa, kata Ali, petugas jaga di rumah pompa milik PT Jasa Marga di Km 26.

Dibangun Maret 2008

Menteri PU Djoko Kirmanto menambahkan, Jasa Marga juga membangun jalan layang di sisi tol Sedyatmo sepanjang tujuh kilometer, Maret 2008. Jalan tol dua lajur di setiap jalur itu akan mulai dapat beroperasi pada 2009 dan bakal melintasi penggal jalan yang selama ini terendam.

Penanganan banjir secara komprehensif juga dilakukan di semua sungai di Jakarta. Pemerintah pusat akan mulai mengeruk Banjir Kanal Barat, Cakung Drain, dan Sungai Ciliwung. Sedang DKI harus memperbaiki jaringan drainase dalam kota untuk mengatasi banjir lokal.

Untuk membiayai pengerukan semua jaringan drainase, termasuk sungai dan situ, dibutuhkan dana Rp 1,2 triliun. Jika pemerintah tak sanggup membiayainya, Pemprov DKI dan Departemen PU mencari pinjaman berbunga rendah dari Bank Dunia

Revitalisasi situ dan rawa juga harus dilakukan di kawasan Bodetabek agar penampungan limpasan air banjir lebih efektif dilakukan. Revitalisasi di luar Jakarta membutuhkan koordinasi oleh pemerintah pusat.

Selain itu, DKI mempercepat pembebasan lahan dan pembangunan saluran Banjir Kanal Timur (BKT). Di Jakarta Timur, ada 114 kasus yang harus diselesaikan melalui sistem konsinyasi di pengadilan agar pembebasan lahan dan pengerukan BKT dapat selesai pada tahun 2009 dan konstruksinya selesai tahun 2010.

Tol Serpong-Bandara

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Tangerang, Dadang Durachman mengatakan, pembebasan lahan untuk jalan tol Serpong hingga Bandara Soekarno-Hatta dilaksanakan mulai tahun 2008 ini.

Jalan tol sepanjang 26,4 kilometer ini bagian dari proyek Jakarta Outer Ring Road 2, memiliki empat gerbang masuk dan keluar. Yaitu di tol Tangerang-Jakarta Km 15.400, Jalan Hasyim Ashari Cipondoh di Warungbingung, Jalan Daan Mogot setelah jembatan serong Tanah Tinggi, dan Jalan Husen Sastranegara dekat gerbang utama Bandara Soekarno-Hatta.

Di wilayah Kota Tangerang, proyek tol ini akan menggunakan 69 hektar lahan, dari Kecamatan Pinang, Cipondoh, Batuceper, dan Benda. Di Kabupaten Tangerang, tol ini melintas di Kecamatan Serpong, dan memotong tol BSD-Bintaro-Pondok Indah. (CAL/ECA/ONG/KSP)



Post Date : 06 Februari 2008