|
Yogyakarta, Kompas - Hujan deras yang mengguyur hanya sekitar satu jam pada Senin (24/11) sore sanggup membanjiri sebagian wilayah Kota Yogyakarta. Di Kampung Klitren, Gondokusuman, luapan air hujan setinggi lutut orang dewasa menggenangi hingga ke dalam rumah penduduk. Padahal, warga telah berupaya membuat tanggul setinggi 50 sentimeter untuk membentengi rumah. Wilayah Klitren yang dikenal juga sebagai Ledok Langensari memang selalu menjadi langganan banjir setiap tahun. Warga mengaku telah berupaya menyiasati luapan air dari Kali Mambu yang membelah permukiman padat penduduk itu, tetapi tak berhasil. "Kami sudah mencoba bergotong royong membersihkan sungai, tetapi airnya tetap saja meluap," kata warga Rukun Tetangga (RT) III, Iwan. Luapan air di Klitren menggenangi sekitar 150 rumah penduduk di tiga RT, yaitu RT II, RT III, dan RT IV. Sebagian penduduk harus menyelamatkan barang elektronik ke tempat yang agak tinggi supaya tidak rusak. Namun, beberapa peralatan elektronik seperti lemari es terpaksa dibiarkan terendam banjir. Air luapan dari sungai itu juga menimbulkan bau karena septic tank warga turut meluap. Warga masih bersyukur karena banjir tidak menyebabkan listrik padam. Air genangan banjir tersebut mulai surut setelah lima jam. Tahun lalu, menurut warga RT II, Rio, banjir serupa sempat terjadi hingga dua kali. Sebagian warga bahkan sempat harus mengungsi ke mushala yang lebih tinggi. Topografi wilayah yang rendah menyebabkan kampung itu menjadi penampungan limpasan air dari wilayah sekitar Sagan dan Jalan Solo. Cuaca buruk akibat hujan disertai kabut tebal juga sempat menghambat aktivitas penerbangan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Asisten Manager Pelayanan Bandara Adisutjipto Yogyakarta Hanad Prayitno mengatakan, kabut tebal yang menutupi landasan pacu bandara membuat jarak pandang tidak aman bagi penerbangan. Akibatnya, sejak pukul 16.20 setidaknya ada dua pesawat yang batal mendarat di Yogyakarta. Pesawat Lion Air dari Jakarta kembali ke Jakarta, sedangkan pesawat Mandala yang terbang dari Banjarmasin mendarat di Surabaya. Sesuai prosedur Menurut Hanad, pengalihan pesawat ke Surabaya itu sudah sesuai prosedur yang ditetapkan. Meskipun lebih jauh dari Bandara Adisumarmo di Surakarta, maskapai penerbangan memilih terbang ke Surabaya karena punya kantor perwakilan di sana. "Saat cuaca membaik dan jarak pandang aman, bandara akan kami buka kembali. Sampai pukul 21.00, lalu lintas penerbangan masih cukup padat," katanya. Terganggunya aktivitas penerbangan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta akibat cuaca buruk bukan hanya terjadi sekali ini. Sekitar satu minggu lalu, enam jadwal penerbangan juga tertunda akibat jarak pandang yang kurang dari 800 meter. "Kondisi landasan tidak ada masalah, hanya jarak pandangnya yang tidak memungkinkan," ujar Hanad. Banjir yang terjadi di tiga kecamatan, yaitu Wates, Panjatan, dan Temon di Kabupaten Kulon Progo Sabtu lalu, juga masih menyisakan dampak negatif bagi para petani. Sekitar 786 hektar sawah yang baru memasuki masa tanam rusak akibat terendam air. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Rata-rata usia tanaman padi di tiga wilayah tersebut baru mencapai 10-15 hari atau baru beberapa hari ditanam di sawah. (ARA/YOP/WKM) Post Date : 25 November 2008 |