Banjir Genangi Empat Desa

Sumber:Republika - 09 April 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

CIREBON . Banjir kembali menggenangi wilayah Kabupaten Cirebon. Banjir kali ini, me landa empat desa di Kecamatan Waled, Kamis (8/4) sekitar pukul 00.15 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Keempat desa yang terendam banjir itu adalah Desa Gunungsari, Mekarsari, Ciuyah dan Ambit. Banjir yang sudah berulangkali terjadi dalam tiga bulan terakhir itu, disebabkan meluapnya Sungai Ciberes, yang merupakan anak Sungai Ci sanggarung.

Warga Desa Ciuyah, Mansyur (30 tahun) menjelaskan, banjir kali ini lebih disebabkan adanya kiriman dari hulu sungai yang terletak di Kabupaten Kuningan. Apalagi, tutur dia, hujan yang turun di desanya tidak terlalu deras. Itupun hujannya cuma sekitar satu jam, pada Rabu sore (7/4), kata dia, Kamis (8/4).

Namun, lanjut Mansyur, meski hujan sudah berhenti, tiba-tiba air sungai meluap dan me masuki rumah warga pada pukul 21.00 WIB. Ketinggian air itupun terus bertambah hingga menjadi sekitar 35 cm pada pukul 00.15 WIB. Akibatnya, tak hanya menggenangi rumah, banjir juga menggenangi jalan Desa Jairenggang, Kecamatan Ciledug.

Mansyur mengaku, meski banjir kali ini tidak terlalu parah, namun warga tetap merasa khawatir. Pasalnya, berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, air bisa naik dengan cepat dan mencapai ketinggian lebih dari satu meter. Warga terpaksa tidak tidur karena khawatir banjir semakin tinggi, ucap dia.

Malik, masih warga Desa Ciunyah, sangat dirugikan dengan banjir akibat luapan Sungai Ciberes tersebut. Dia berharap, ada upaya pengerukan dan perbaikan kondisi sungai dan tanggul agar bencana itu tidak selalu terulang. Endapan lumpur di sungai sangat tinggi, katanya.

Camat Waled, Kusdiono yang dihubungi secara terpisah meng aku, prihatin dengan banjir yang kerap dialami warganya di sepanjang Sungai Ciberes. Dia pun berharap, masalah ter sebut segera diatasi. Upaya perbaikan masih terganjal karena masalah dana dan kewenangan pengelolaan sungai,ujarnya. Meski demikian, dia akan terus mengupayakan pelebaran dan pengerukan dasar sungai.

Sementara itu, tingginya debit air dan derasnya arus sungai juga telah memakan korban. Bocah bernama Budi man (12), warga Blok Karang Sale, Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, tewas terseret arus Sungai Ciputih, Rabu (7/4) sekitar pukul 17.00 WIB.

Setelah dilakukan upaya pencarian yang melibatkan puluhan tim SAR dari unsur polisi, TNI, dan masyarakat, jasad korban akhirnya ditemukan pada Kamis (8/4) sekitar pu kul 09.30 WIB. Saat ditemukan, tubuh korban tersangkut di pohon yang berjarak sekitar empat kilometer dari lokasi terseretnya korban.

Kapolres Cirebon, AKBP Suf yan Syarif, didampingi Kapolsek Astanajapura, AKP Tanjung menjelaskan, upaya pencarian dilakukan dengan penyisiran ke seluruh aliran sungai.

Untuk mencegah terulangnya kembali peristiwa itu, dia mengimbau, para orangtua untuk melarang anak-anaknya berenang di sungai yang sedang meluap.

Sedangkan dari Kabupaten Purwakarta dilaporkan, sebanyak 53 kepala keluarga (KK) asal Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, mendatangi pemkab setempat, Kamis (8/4).

Mereka merupakan korban long sor yang terjadi dua pekan yang lalu. Kedatangan mereka, selain untuk memeroleh bantuan sembako dan sejumlah uang, juga meminta kepada bupati untuk segera merelokasi rumah mereka.

Lilis (28), warga Kampung Sukamulya, Desa Pasir Munju mengatakan, setiap tahun terutama di musim penghujan, 53 keluarga tersebut menjadi korban longsoran tanah. Apalagi, rumah yang didiami warga ini berada di tanah yang berbukit-bukit. Bila curah hujan tinggi tanah tersebut mudah bergerak dan menimbulkan longsoran, katanya.

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengatakan, pada tahun ini. ada tiga desa yang warganya akan direlokasi. Yakni warga Desa Pamoyanan yang berjumlah 110 keluarga, warga Desa Pasir Munjul 53 keluarga, dan warga Desa Cikao Bandung. Mereka harus direlokasi, ka rena setiap tahun menjadi langganan longsor dan banjir. Kita akan alokasikan anggaran di perubahan. Khusus untuk Pasir Munjul, rencananya dianggarkan Rp 1,7 miliar, ujar Dedi. Lilis Handayani/Ita Winarsih



Post Date : 09 April 2010