Banjir Genangi 7 Kampung

Sumber:Pikiran Rakyat - 10 Februari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

GARUT, (PR).- Akibat hujan deras, tujuh kampung di Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut digenangi luapan air dari hulu Sungai Ciguludug di kaki Gunung Cikuray, Senin (8/2) malam. Tiga warga sempat terseret arus banjir bandang sepanjang ratusan meter sebelum akhirnya bisa di evakuasi dalam keadaan selamat.

Ketujuh kampung yang terendam banjir bandang tersebut berada di Desa Cigedug dan Desa Barusuda meliputi Kampung Sindangwangi, Sukarame, Cicurug, Barukai, Areng, Kolot, serta Cireundeu.

"Saat banjir bandang melintasi perkampungan tersebut, tinggi air mencapai pinggang orang dewasa," kata Camat Cigedug H.R.M. Aliyudin saat ditemui di lokasi banjir, Selasa (9/2).

Tiga warga yang hanyut terseret arus banjir bandang yaitu Yuliati (16), Syarifah (23), dan Zubaedah (55), warga Kp. Cicurug Desa Cigedug Kec. Cigedug. Yuliati masih dirawat secara intensif di Puskesmas Cikajang, sedangkan Syarifah dan Zubaedah sudah diperbolehkan pulang.

Menurut Aliyudin, hujan deras pada Senin (8/2) berlangsung sejak pukul 14.00 WIB. Selang beberapa jam, air bercampur lumpur dari arah kaki Gunung Cikuray langsung melibas tujuh perkampungan yang berada di sisi barat gunung tersebut dalam waktu sekejap.

Banjir bandang itu langsung merendam permukiman warga sampai setinggi satu meter, termasuk lahan persawahan, kebun, dan kolam ikan.

Sampai Selasa (9/2), masih terdapat 27 rumah warga yang masih terendam lumpur. Sisa lumpur yang tebal memenuhi saluran air, selokan, bagian dalam rumah, areal perkebunan warga, hingga kolam ikan.

Secara gotong royong, warga berupaya membersihkan lumpur dari dalam rumah dan dari saluran air agar air tidak lagi meluap dan menggenangi rumah-rumah warga.

"Meski tidak memakan korban jiwa, namun warga korban banjir bandang untuk sementara terpaksa dievakuasi serta diungsikan ke saudara ataupun kerabat terdekat yang dinilai aman. Terutama, menghindar dari ancaman banjir susulan mengingat curah hujan sekarang ini masih tinggi," katanya.

Penggundulan Cikuray

Akibat bencana tersebut, menurut Aliyudin, mengakibatkan kerugian materi hingga ratusan juta rupiah. Sementara delapan rumah di Kp. Situ Wakaf paling berpotensi terkena banjir bandang susulan karena Sungai Ciguludug yang berada di belakang permukiman sudah mengalami pendangkalan akibat lumpur dan airnya sudah meluap lebih tinggi dari dataran permukiman.

"Delapan rumah itu yang terancam kena banjir bandang lagi. Pasalnya, permukaan air lebih tinggi dibanding dataran rumah. Kalau terjadi hujan deras lagi, air bisa meluap dan membanjiri rumah tersebut," ucapnya.

Aliyudin mengaku, kejadian itu pernah terjadi pada 11 tahun lalu. "Namun, tidak separah sekarang. Selain pengaruh cuaca, juga diakibatkan penggundulan di lahan kaki Gunung Cikuray sehingga air melimpas ke permukiman," ucapnya.

Hal serupa diungkapkan Kepala Desa Cigedug B. Abdul Kodir. "Penggundulan areal hutan di kaki Gunung Cikuray sudah sangat mengkhawatirkan. Akibatnya, curah hujan yang tinggi mengalir deras ke arah rumah warga sambil membawa material tanah dan bebatuan," tuturnya.

Tanggul berupa tumpukan karung berisi pasir ataupun tanah tetap tidak bisa menghadang arus banjir bandang. (A-158)



Post Date : 10 Februari 2010